Skip to main content

idealis vs pragmatis

ruang kuliah fis 3.115
entahlah...seperti berdebat kusir rasanya. tentang rating air mata dengan kreddibiltas wartawan. pengeksplotasian kemiskinan, penjualan airmata untuk memperoleh rating tinggi. yang katanya sebuah perpanjangan mata untuk melihat kemiskinan di sekitar kita.

di satu sisi aku melihat, apakah dengan menjual airmata di media kemudian kita baru sadar bahwa ada kemiskinan di sekitar kita. apakah harus melewati media kemudian kita sadar bahwa ada orang yang kelaparan di sebelah rumah kita.

media adalah merupakan konstruksi dari realitas yang sebenarnya. ia adalah realitas yang kesekian dari apa yang sesungguhnya terjadi. "media tidak menjual air mata. itu membantu kita mengugah apa yang terjadi. membantu kita memberikan informasi bahwa ada yang seperti itu"

aku tidak sepakat. mungkin di sisi lain mereka memang memang membantu. memberikan uang lima sampai sepuluh juta merupakan hal yang besar untuk si miskin. tapi, kemudian apa yang di dapat media? tayang itu saat prime time, si miskin yang memiliki televisi sebagai media paling murah yang mampu di jangkaunya pasti menonton tayang itu. otomatis ratingnya tinggi donk. banyaklah yang nonton iklan. trus iklan yang diputar saat itu menjadi mahal. nah ujung-ujungnya yang dapat ya pemilik media. yang kaya ya mereka.

anggaplah 30 menit tayangan. ada 12 menit untuk iklan. tiap iklan permenitnya mencapai ratusan juta. kalo dikali kali bakalan dapat 1 milyar lebih. ini untuk satu tayangang reality show yang menjual kemiskinan. kalo mereka cuman ngasih 10 juta untuk membantu si miskin ya..sama aja kalo cuman memberi sepersekian persen saja dari yang mereka dapat.
kalo istilahnya teman2 "nda goyang".

trus pendapat bahwa ini adalah perpanjang mata kita. nah...pemikiran yang seperti inilah yang dibentuk dan diinginkan media. berpikir bahwa mereka adalah dewa penolong, padahal mereka menghisap darah si miskin. mingkin seperti inilah agenda media dari teori agenda setting.berusaha membuat kita berpikir seprerti yang di maui media.

seperti inilah perdebatannya. perdebatan antara idealis dan pragmatis.
aku tak tahu berada dalam kategori apa. tapi kata seseorang, mahasiswa sebaiknya harus idealis. tak masalah jika ia telah selsai nanti. mereka pragmatis, ya itu tuntutan bahwa mereka harus bisa memberi makan keluarga. dan itu adalah suatu kompromi.

namun, entahlah. sekarang, mahasiswa idealis itu hanya mampu di hitung jari. hanya menjadi komunitas2 kecil yang akan selalu bertemu di ruang2 diskusi. aku melihat sekarang ini,teman2 cenderung pragmatis. berorientasi pada apa yang akan mereka lakukan setelah selesai nanti.
aku mungkin juga seperti mereka. pragmatis dan beroerientasi kerja.

ingin juga aku merasai idealis. bisa memaknai tiap teori-teori sosial dalam berkehidupan. tapi, aku berada dimana...aku juga tak tahu.... mungkin lebih baik jadi diri sendiri.

(ditulis setelah selesai kuliah jurmetak...kalo tak sepakat...silakan posting komentar)

Comments

  1. Anonymous11/29/2006

    kalo aku sepakat, coz kita udah pernah diskusiin ini kan? -fj-
    gak mutu ya commentnya? maaf, hehehe.....
    hub aku nah....

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Dapat Kiriman Moneygram

Ini adalah pengalaman pertama saya mendapatkan kiriman uang dari luar negeri. Sedikit norak dan kampungan sih. Tapi tak ada salahnya membaginya di sini. Setelah saya googling di internet kurang yang mau berbagi pengalaman tentang transferan luar negerinya. Nah, karena Kak Yusran yang bersekolah di Amerika berniat mengirimi saya uang buat tiket ke Bau-Bau, maka dia akhirnya mengirimkan uang. Dalam bentuk dollar lewat jasa layanan Moneygram yang banyak tersedia di supermarket di Amerika. Moneygram sama seperti Western Union. Tapi Western Union lebih merakyat. Mereka bekerja sama dengan kantor Pegadaian dan kantor pos. Sehingga di kampungku pun ada fasilitas Western Union (tapi saya belum tahu berfungsi atau tidak). Moneygram sendiri setahu saya hanya bekerja sama dengan beberapa bank. Saya belum pernah tahu kalo Moneygram juga sudah bekerja sama dengan kantor pos, meskipun informasi dari teman-teman di twitter mengatakan demikian. Jasa layanan pengiriman uang macam Moneygram dan Western ...

tentang buku

"...u can buy many book,but u can't buy a knowledge" 081383118xxx pesan itu sampai ke ponselku beberapa saat setelah aku mengeluh pada seseorang tentang buku "detik-detik menentukan" BJ.Habibie yang tak berhasil aku peroleh dari peluncuran bukunya di hotel clarion hari ini. iya mungkin benar...aku terlalu mengharapkan buku yang ditulis mantan presiden ketiga ini.padahal ku punya begitu banyak buku yang bertumpuk di kamar. Belum pernah aku jamah sedikit pun. aku tak tahu beberapa hari terakhir ini aku begitu jauh dari buku. jauh dari para pengarang-pengarang besar dengan segala masterpiece-nya. akuy begitu malas membaca. malas membuka tiap lembar buku tebal itu dan memplototi huruf-hurufnya yang kecil. "tahu tidak...buku bisa membawa kesuatu tempat tanpa kamu harus bergesr se-inci pun" kata-kata itu selalu keluar jka aku mengeluh sedang malas baca buku... entahlah aku begit malas mengetahui tiap isinya. aku hanya terpesona pada banyak tumpukannya di kam...

Valentine Yang Mengejutkan

Postcard page 1 13 Februari    Dua wanita dan tiga pria sibuk mengerumuni salah satu meja di salah satu sudut kafe Donkey di kota kecil Athens, Ohio.   Cangkir-cangkir kopi dan kue kering menjadi penganan di atas meja berdampingan dengan coretan-coretan kertas yang sibuk mereka diskusikan. Hoodie sweater mereka terpasang   menutupi masing-masing kepala. Sesekali mereka menyeruput kopi untuk menghangatkan badan. Di luar cuaca cukup dingin dan salju turun perlahan. Ini hampir pertengahan februari tapi salju masih saja betah menyelimuti kota ini.   “Tring” lonceng pintu masuk bergemerincing ketika seorang pria dengan berjaket tebal masuk terburu-buru. Udara dingin mengalir cepat memenuhi ruang. Beberapa pengunjung memandang ke arah pria itu. “Apakah rencana sudah matang?” tanyanya pada kelompok diskusi itu.   ***   Ethan, dia pacarku. Pria yang kukenal lewat jejaring sosial. Kami berkenalan lewat   akun klub buku yang kami follo...