Skip to main content

Happy New Year, Blog

sumber foto di sini

Rasanya sudah agak lama tidak menulis lagi di blog ini. Tahun 2016 hanya mencatatkan puluhan postingan. Rasanya sudah agak lama rumah virtual ini tidak lagi menjadi tempat berkeluh kesah, menyimpan ingatan, atau sekedar menuliskan daftar belanja bulanan. Ada kisah yang diniatkan untuk ditulis. Ada kisah yang berhasil dicatatkan, tapi lebih banyak yang menguap dari sudut ingatan. 

Sebuah video anak kecil menjadi viral di media sosial kemarin. Selain karena ia manis dan lucu, videonya pun mengandung pesan yang cukup menginspirasi tentang resolusi di tahun 2017. Dengan celotehan kanak-kanaknya yang lucu, ia mengatakan tak ingin membuat resolusi di tahun 2017, karena resolusi kebanyakan gagal. Ia berpendapat resolusi bukanlah titik point dari sebuah perubahan. Dan ketika kita gagal melaksanakannya, bukan berarti kita tidak berubah. Ia berpendapat perubahan berasal dari hal-hal kecil yang terjadi di setiap hari dan setiap saat. Ketika kita memilih untuk yakin daripada khawatir, memilih mencintai daripada membenci, pada saat itulah kita telah membuat perubahan. 

Video itu menginsipirasi saya. Beberapa tahun ini resolusi hanyalah sebuah pengulangan mimpi yang tak pernah benar-benar saya wujudkan. Mungkin karena saya terlalu bermimpi besar dan lupa melakukan hal-hal kecil. maka dari itu tahun ini saya tidak membuat resolusi yang besar. 

Saya hanya berharap lebih rajin mengisi tulisan di rumah virtual ini. Memilih mencintai dan tidak membenci. Lebih bersabar menghadapi dua anak perempuan dan suami di rumah. Mengingatkan hati untuk selalu bersyukur dan berbahagia. Menyelesaikan proyek-proyek pribadi yang terbengkalai.  Dan satu lagi, mengurangi pembelian pakaian dan barang-barang. Setelah membongkar pakaian, saya menemukan banyak baju-baju yang tidak terpakai dan tidak tahu hendak dikemanakan. ternyata memiliki banyak baju, juga bagian dari menimbun sampah yang tidak disadari. 

Sekali lagi, selamat tahun baru. Semoga damai dan bahagia selalu. 

Bogor, 2 Januari 2017

Comments

  1. Anonymous1/02/2017

    kasi ma baju2 mu hahahha
    @ermus_

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

jurnalistik siaran, pindah kost-kostan, dan "capek deh!"

Akhirnya, kembali bisa menyempatkan diri sejenak ke Teras Imaji. Sedikit berbagi kisah lagi dengan diri sendiri. Sekedar untuk sebuah kisah klasik untuk Saraswati dan Timur Angin kelak. Aku tak pernah menyangka bahwa aku bisa bertahan sampai saat ini.meski tugas kuliah menumpuk. Keharusan untuk pindah pondokan. Kewajiban lain yang belum terselesaikan.Problem hati yang menyakitkan. Serta kontrak yang tersetujui karena takut kehilangan peluang meski tubuh ini harus sudah berhenti. Siang tadi (15 nov 06) seharian ngedit tugas siaran radioku. Tak enak rasanya pada teman-teman, memberatkan mereka. menyita waktu yang seharusnya untuk hal lain. Tak enak hati pada Pak Anchu, penjaga jurusan. yang tertahan hanya menunggu kami menyelesaikan tugas itu. Dengan modal suara fals nan cempreng toh aku pun akhirnya harus sedikit PD untuk membuat tugas itu. Meski hanya menguasai program office di komputer, toh aku harus memaksakan belajar cool-edit (yang kata teman-teman yang udah bisa merupakan sesuatu...

babel

Sebenarnya tak ada planing untuk menonton film. hanya karena kemarin arya dan kawan-kawan ke TO nonton dan tidak mengajakku. Dan kemudian menceritakan film 300 yang ditontonnya. Terlepas dari itu, sudah lama aku tak pernah ke bioskop. Terkahir mungkin sam kyusran nonton denias 2 november tahun lalu. (waa…lumayan lama). Dan juga sudah lama tak pernah betul-betul jalan sama azmi dan spice yang lain J Sebenarnya banyak halangan yang membuat kaimi hampir tak jadi nonton. Kesal sama k riza, demo yang membuat mobil harus mutar sampe film 300 yang ingin ditonton saudah tidak ada lagi di sepanduk depan mall ratu indah. Nagabonar jadi dua, TMNT, babel, dan blood diamond menjadi pilihan. Agak ragu juga mo nonton yang mana pasalnya selera film kami rata-rata berbeda. Awalnya kami hampir pisah studio. Aku dan echy mo nonton babel atas pertimbangan sudah lama memang pengen nonton. (sebenarnya film ini udah lama aku tunggu, tapi kemudian gaungnya pun di ganti oleh nagabonar dan 300). Serta pem...

idealis vs pragmatis

ruang kuliah fis 3.115 entahlah...seperti berdebat kusir rasanya. tentang rating air mata dengan kreddibiltas wartawan. pengeksplotasian kemiskinan, penjualan airmata untuk memperoleh rating tinggi. yang katanya sebuah perpanjangan mata untuk melihat kemiskinan di sekitar kita. di satu sisi aku melihat, apakah dengan menjual airmata di media kemudian kita baru sadar bahwa ada kemiskinan di sekitar kita. apakah harus melewati media kemudian kita sadar bahwa ada orang yang kelaparan di sebelah rumah kita. media adalah merupakan konstruksi dari realitas yang sebenarnya. ia adalah realitas yang kesekian dari apa yang sesungguhnya terjadi. "media tidak menjual air mata. itu membantu kita mengugah apa yang terjadi. membantu kita memberikan informasi bahwa ada yang seperti itu" aku tidak sepakat. mungkin di sisi lain mereka memang memang membantu. memberikan uang lima sampai sepuluh juta merupakan hal yang besar untuk si miskin. tapi, kemudian apa yang di dapat media? tayang itu saa...