Skip to main content

Anna dan Buku yang Dibaca(kannya)



Lima bulan usaimu kini. Baju-bajumu menyempit. Yang lengannya panjang sudah sampai diseperempat lenganmu. Celana panjang yang pangkalnya tidak bolong hanya bisa menutupi pinggulmu. Kakimu memanjang. Tiap kali bergerak pusarmu mengintip dari balik baju yang kian memendek. 

Beberapa waktu lalu saya menengok album foto yang sudah sangat penuh di gawai saya. Entah gawainya yang sudah terlalu tua atau memorinya yang selalu penuh, tak jarang ia lemot, melemah dan mati sendiri kala dipakai. Saya berusaha memperbaikinya. Mengurangi bebannya terutama di 3500an foto yang disimpannya. Hal itu kemudian membawaku melihat foto-fotomu yang terus berubah dalam lima bulan ini. Kamu bertumbuh penuh kegembiraan.
 


Salah satu kebaikan yang berusaha saya tanamkan adalah membaca buku. Saya berusaha menuruti jadwal membacakanmu satu kisah atau satu halaman per hari. Meski kadang tidak beraturan, kadang tidak dilaksanakan tapi kita tetap berusaha untuk menjadikannya rutin. 

Saya membacakannya kala kamu menyusuimu. Atau kadang ketika kamu sedang berbaring dan asyik sendiri. Yang paling saya suka dari aktivitas ini adalah ketika membacakanmu buku, matamu akan tertuju pada saya tanpa berkedip. Dan ketika kita bertemu pandang, kamu akan tertawa dengan riang. Meski tak jarang kamu tertidur meski cerita belum selesai. 


Sejauh ini kita telah menyelesaikan beberapa judul buku yang menarik. Kesemuanya cerita anak-anak. Dan saat ini kita sedang membaca buku dongeng setahun dimulai satu januari lalu. Semoga kita bisa menyelesaikannya saat 31 Desember 2018 dengan penuh kegembiraan. 

Tetap bertumbuh anak sayang. Rajinlah membaca. Ada banyak kisah dalam buku yang menanti dirimu bertualang dengannya. 

Bogor, 4 Januari 2017

Comments

Popular posts from this blog

Indecent Proposal

sumber foto : tvtropes.org Seorang bilyuner menawariku one billion dollar untuk one night stand dengannya. Aku bingung. Aku dan suami sedang tidak punya uang dan satu juta dollar begitu banyak. Mampu membiaya hidup kami. Disisi lain aku  mencintai suamiku, rasa-rasanya ini tidaklah patut. Tapi kami benar-benar tidak punya uang. Aku ingin melakukannya untuk suamiku. Aku mencintaiku dan tidak ingin melihatnya terlilit utang. Kami memutuskan mengambil tawaran itu. This is just sex bukan cinta. Ini hanya tubuhku. Aku dan suami memutuskan setelah semalam itu, kami tidak akan mengungkitnya lagi. Setelah malam itu. Kami berusaha menebus  properti kami yang jatuh tempo. Sayangnya, bank telah menyita dan melelangnya. Seorang pengusaha telah membelinya. Kami putus asa. Suamiku tiba-tiba berubah. malam itu, Ia mempertanyakan apa yang saya dan bilyuner itu lakukan. Padahal kami sepakat untuk tidak mengungkitnya. Saya menolak menjawab pertanyaannya. Saya tidak ingin lagi menginga...

Sengsara Membawa Nikmat

  Judul : Sengsara Membawa Nikmat Penulis : Tulis Sutan Sati Penerbit : Balai Pustaka Midun, lelaki muda baik budinya halus pekertinya disukai warga sekampung. Namun, hal ini menciptakan kebencian Kacak, kemanakan Tuanku Laras, kepada Midun. Segala cara dilakukan Kacak untuk menjebak Midun. Hingga akhirnya ia menyewa pembunuh untuk menghabisi nyawa Midun. Untungnya, Midun masih mampu menghindar dari tikaman pisau. Namun perkelahian itu menjebloskan Midun ke penjara. Membuatnya terpisah dari keluarganya. Penderitaan tak berhenti di situ, di penjara pun Midun menerima siksaan. Hingga masa ia bebas, ia memilih tak pulang ke Bukit Tinggi. Ia memilih mengadu nasib ke Betawi mengantar Halimah, perempuan yang ditolongnya pulang ke Bogor. Di tanah Jawa inilah lika liku hidup membawanya menjadi asisten demang dan pulang ke tanah Padang.  Judul buku ini cukup mencerminkan cerita lengkap sang tokoh utama. Kemalangan silih berganti menimpa sang tokoh utama. Namun berpegang pada keyakinan ...

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang pen...