Skip to main content

9 kilogram

16 juli 2012, jadwal posyandu di dekat rumah. Kamu bukan bayi posyandu di dekat rumah. Kamu bayi posyandu di Puskesmas tempat kakak Ipah berkantor. Di sana pakai fasilitas ponakan dokter. Nda ada bedanya sih, tapi setidaknya di sana ada timbangan baring yang lebih akurat (menurutku). Bukan timbangan besi dengan kain. Tapi karena imunisasi wajibmu sudah lengkap maka rutinitas berkantor di puskesmas Bakungnge sudah tidak dilakoni lagi.

Tapi masalah berat badan adalah masalah yang harus selalu aku update tiap bulan. Dan timbangan berdiri belum bisa kamu pakai. Makanya dengan rajin aku membawamu ke posyandu dekat rumah tiap tanggal 16. Hanya untuk menimbang berat badan. Fluktuatif. Itulah kata yang paling pas berat badanmu. Seperti pergerakan saham dan naik turunnya dollar. Bahasanya terlalu susah buatmu, hmmm....sederhananya turun naik turun naik. Tapi dua bulan terakhir turun dengan pasti. Sebabnya adalah bepergian, pola makan tidak teratur, dan aksi mogok makanmu.

Masalah memberi makan adalah tantangan tersendiri dalam membesarkanmu. Rasa-rasanya memberimu asi ekslusif dengan kondisi tidak bekerja lebih gampang. Malah sangat gampang. Rumusan Asi kan sebenarnya, seberapa banyak diisap sebanyak itu yang diproduksi. Jadi, agak sedih rasanya jika mendengar bayi gagal ASI ekslusif. Nah, kembali ke dirimu. Awalnya kupikir memberimu makanan pendamping ASI akan lebih gampang. Nyatanya adalah susah.

Aku mencoba formulasi tanpa garam dan gula. Kamu makan. Lahap. Tapi kemudian tiba di titik jenuh. Bosan. Sampai sembelit. Pernah rasanya memberimu makan serupa masuk ke neraka. Bertengkar denganmu. Kamu menangis dan aku marah. Dan kamu tak pernah salah. Sekalipun kamu bayi, kamu punya kehendak seperti manusia dewasa. Dan aku harus menghormati itu. Lama-lama rasanya begitu malas memberimu makan. Malas memasak buatmu. Jika tidak di rumah, aku hanya mengandalkanmu meminum ASI. Hingga akhirnya berat badanmu turun. 600 gram. 8, 4 kilogram dari berat paling tinggi 8,9 kg di usia 7 bulan.

Makan adalah proses belajar buatmu. Maka jika aku menyerah memberimu makan maka aku gagal mengajarimu pola makan berimbang. Maka kucoba mengenalkan rasa buatmu. Sedikit garam. Membuatkanmu bubur,sayuran,dan menumiskan lauk pauk untuk makanmu. Meski idealnya garam dikenalkan saat usia 1 tahun, tapi aku mulai mengenalkanmu saat kamu usia 10 bulan. Lidahmu telah mengenal rasa dan aku harus patuh pada itu. Dengan bubur seperti itu kamu makan dengan lahap. Ditambah air sayur atau air ikan. Kamu menghabiskan makananmu.

Sesekali kamu mencoba kue-kue manis buat Kakak Ipah. Cemilan-cemilan punya Khanza. Bahkan coklat batang dari ayahmu. Siapa yang bisa menolak coklat, cemilan yang begitu lezat. Aku tidak lagi begitu ketat terhadap makananmu. Asalkan berimbang. Buah tetaplah menjadi prioritas cemilanmu. Jika tidak di rumah aku mengandalkan bubur instant. Bubur yang rasanya agak aneh. Aku masih cukup percaya diri jika bubur buatanku lebih enak dari pada bubur instant itu. Hanya saja, cukup praktis tanpa perlu membawa kompor, pisau, panci,dan sayuran lainnya. Bubur instant rasanya seperti memberimu makan mie instant. Hanya sebagai penjanggal perut. Bukan untuk menambahkan gizi.

Karenanya akhir-akhir ini kita lebih banyak di rumah. Jika bepergian harus cepat pulang. Agar makananmu terjaga. Beratmu mencapai 9 kilogram. 500 gram naik. Hebat bukan? Meski idealnya jika setahun umurmu beratmu harus mencapai 10, 8 kilo gram. Tapi bulan depan kalo naik 500 gram lagi, aku sudah senang. Makan yang banyak ya...(*)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Comments

  1. Perjuangan wanita ketika mempunyai seorang bayi itu memang sangat perlu dihargai yah, mbak. Semoga selalu menjadi ibu yang terus menginspirasi..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Indecent Proposal

sumber foto : tvtropes.org Seorang bilyuner menawariku one billion dollar untuk one night stand dengannya. Aku bingung. Aku dan suami sedang tidak punya uang dan satu juta dollar begitu banyak. Mampu membiaya hidup kami. Disisi lain aku  mencintai suamiku, rasa-rasanya ini tidaklah patut. Tapi kami benar-benar tidak punya uang. Aku ingin melakukannya untuk suamiku. Aku mencintaiku dan tidak ingin melihatnya terlilit utang. Kami memutuskan mengambil tawaran itu. This is just sex bukan cinta. Ini hanya tubuhku. Aku dan suami memutuskan setelah semalam itu, kami tidak akan mengungkitnya lagi. Setelah malam itu. Kami berusaha menebus  properti kami yang jatuh tempo. Sayangnya, bank telah menyita dan melelangnya. Seorang pengusaha telah membelinya. Kami putus asa. Suamiku tiba-tiba berubah. malam itu, Ia mempertanyakan apa yang saya dan bilyuner itu lakukan. Padahal kami sepakat untuk tidak mengungkitnya. Saya menolak menjawab pertanyaannya. Saya tidak ingin lagi menginga...

Athens dan Kenangan Yang Kan Kukenang

College Green (sumber foto  di sini ) Tak cukup setahun, 9 bulan tepatnya saya menghirup udara di kota kecil Athens. Melihat daun maple menjadi merah dan berguguran. Menyaksikan salju menyulap semesta menjadi putih. Terkesima dengan rumput-rumput yang mejadi hijau, pompom dandelion yang tertiup angin, serta bunga-bunga bermekaran saat semi. Tiga musim yang tak pernah saya rasakan di kampung halaman membuat saya kagum terhadap kota kecil ini. Saya masuk pada kategori orang-orang yang begitu kagum dengan luar negeri. Ini pertama kalinya saya ke luar negeri, perjalanan ini membuka mata saya terhadap dunia di luar Indonesia. Saya menemukan hal-hal yang berbeda. Membuka pandangan bahwa saya terhadap sterotype yang saya bangun tentang luar negeri. Tak melulu baik dan membuat saya selalu rindu akan rumah.  Sembilan bulan saya merindukan rumah di tanah Athens, ketika telah menuju pulang saya mulai merindukan Athens. Dan rindu menyita tiap detik saya. Membuat saya sibuk mem...

Chinese New Year's Story (Just For Fun)

Amani : Si Ne Er Kuai Le Ara : Gong xi Gong Xi  Ara : Let's ask for angpao Amani : That's a great idea                                 After a while....... Ara  : i got cellphone Amani  :  i just got rundown program of chinese new year Ara : maybe there's money inside the paper Amani : I hope so Amani : What are you doing? Ara : I'm Checking my facebook Amani : Do you have facebook? Ara : Absolutely  Amani : let me see Ara : Wait, i wanna twit our picture   Amani : Do u also have a twitter? Ara : Sure. Do you have?  I will follow u Amani : i should ask for cellphone instead of  piece of paper Ara : Yes, you should...hahaha Ara : Anyway, let's play around. I don't know how to use cellphone Amani : oke...