Skip to main content

Ketika Kamu Sakit (Lagi)

Kamu demam. Sudah kuprediksi. Tiga hari bermain dengan Khanza yang juga sakit. Merayap di ubin yang dingin. Kupikir daya tahan tubuhmu tidak akan drop. Saya salah. Hari ini kamu demam. Termometer menunjukkan angka 39,1 derajat. Naik secara pasti dan begitu cepat dari suhu 36,7. Kamu tidak banyak bergerak. Memilih merengek dan berbaring lesu. Bukan kebiasaanmu. Kamu tidak tahan tidak merayap dan menggapai apapun yang menarik matamu.

Saya hanya mengompresmu. Tapi itu tidak cukup membuatku tenang. Kuminta 1 botol penurun panas dari kakak ipah. Sesendok masuk di mulutmu. Dan sukses kau muntahkan bersama susu yang barusan kamu minum. Muntah tak hanya sekali. 3 sampai 4 kali. Saya bisa mendengar gemuruh di perutmu. Lendir yang ingin kamu keluarkan membuat wajahmu memerah.

Ini adalah demammu yang paling membuatku galau. Dulu setiap kamu sakit selalu aku tahu penyebabnya. Karena kamu habis imunisasi. Atau sekedar flu, batuk pilek yang bisa diatasi dengan home treatment. Kali ini demammu entah karena apa. Demam setahuku gejala tubuh untuk bertahan dari paparan virus di luar tubuh. Suhumu belum kembali normal sampai malam ini. Saya tak tahu berapa panas tubuhmu setelah Khanza menggigit ujung termometermu hingga putus. Perasaanku tubuhmu kian memanas hingga kumemutuskan untuk memberimu obat lagi. Ajaibnya demammu tidak membuat saya terlalu khawatir. Meskipun langkah taktis berikutnya jika suhumu tidak turun sampai besok pagi dan muntahmu terus berlanjut adalah membawa ke Dokter Bob. Saya mungkin telah sedikit menguasai ketenangan seorang ibu.

Ara, ini Mei. Entah kenapa saya selalu menyukai Mei. Mei bagiku seperti gerbang untuk meloncat ke Juni dan Juli. Memasuki semester kedua tahun ini. Mei selalu menjadi pertanda tahun baru akan segera tiba. Juni dan Juli adalah bulan romantis. Jika kamu. menyukai puisi nanti, kamu akan menemukan puisi Hujan di Bulan Juni karya Sapardi. Satu dari banyak puisi romantisnya.

Mei kali ini kita akan melakukan perjalanan. Perjalanan yang banyak dijanjikan oleh imajinasi-imajinasi kecilku. Perjalanan yang mungkin bisa membawa kita pulang. Kembali ke nol. Perjalanan serupa meditasi untuk melepaskan penat dan beban di jiwa. Membantu proses pengikhlasan dan menemukan spiritualitas dalam setiap gerak.Mungkin perjalanan ini terlalu saya dramakan. Tapi apapun itu kumohon, cepatlah sembuh. Biar kita bertualang bersama lagi. Berdua. Karena kamu menggenapkan. Kita utuh.(*)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Comments

Popular posts from this blog

Di Braga Saya Jatuh Cinta Pada Bandung

Hampir 10 tahun tinggal di Bogor, sepertinya hanya tiga kali saya ke Bandung. Di tiap kedatangan itu Bandung selalu memberikan kesan tersendiri buat saya. Kali pertama ke Bandung, tahun 2013. Kala itu belum pindah ke Bogor. Saya, suami, dan Ara yang masih berusia 3 tahun menghadiri acara nikahan teman di Jogjakarta. Ala backpacker kami lanjut naik kereta ke Bandung. Perjalanan yang memakan waktu cukup lama yang bikin pantat tepos. Belum lagi sambil momong anak yang pastinya ga begitu nyaman duduk di kereta. Dalam kelelahan kami menjelajah Bandung. Belum ada gocar atau grabcar kala itu. Seingatku kami hanya ke gedung sate. Itu pun sambil jalan kaki. Bandung ini first impression tidak berhasil membuat saya kagum. Kami ke Cihampelas Walk. Selain malnya yang berkonsep eco friendly, tidak ada yang istimewa. Bandung failed to make me wowing.  Perjalanan kedua kala Anna hampir dua tahun. Pakai mobil via Cianjur. Berangkat jam 5 pagi. Ketemu macet di Cianjur. Jam masuk kerja para peg...

Keajaiban Malam Bulan Biru

Judul : Keajaiban Malam Bulan Biru Penerbit : Pustaka Ola Harga : Rp. 20.000 Peter melangkah gontai masuk ke apartemennya. Ia baru saja dipecat. Toko tempatnya bekerja bangkrut. Dari sebuah apartemen ia mendengar kakek Tom merintih memanggil cucunya. Peter melangkah masuk dan membantu kakek Tom. Kasian kakek Tom sendirian dan sakit-sakitan sementara cucunya jarang menjenguk. Di apartemen sebelah Rossy di kursi rodanya meminta Peter memperbaiki kotak musik balerinanya. Rossy sangat ingin menjadi balerina sayang kakinya lumpuh.  Bulan berwarna biru malam itu. Ted yang terbangun dari tidurnya sibuk memikirkan dirinya yang dipecat dan begitu miskin. Hingga akhirnya ia bertemu peri dan memberinya tiga permintaan.  *** Buku kumpulan dongeng ini berisi sebelas cerita dongeng yang kisahnya menarik. Kamu akan bertemu Grook-grook si sapi, Riko si kurcaci yang ingin jadi peri, serta bertualang di dunia mainan.  Selain ceritanya yang seru juga mengandung nilai moral. Misalnya mensyuk...

Guide To Understand Nobunaga Concerto

Seminggu lalu iseng ngikutin Dorama Nobunaga Concerto di Waku-Waku Japan. Saya bukan penggemar Dorama Jepang. Tapi kadang iseng menonton drama atau filmnya. Beberapa kali nemu yang cukup menarik di Waku-Waku Japan. Selain itu jumlah episodenya lumayan sedikit dibanding rata-rata drama korea serta jam tayang yang tiap hari di Waku-Waku Japan cukup membuat dorama-dorama ini gampang diikutin. Awalnya kupikir Nobunaga Concerto ada hubungannya dengan musik. Sesaat setelah membaca sinopsisnya tentang seorang anak SMA yang tiba-tiba jatuh pingsan dan terbangun di Zaman Sengoku, saya pun tertarik menonton episode pertama yang kemudian membuat saya penasaran akan endingnya. Eits, sebelum cerita lebih banyak, Guide di sini hanya berlaku untuk Dorama dan filmnya saja. Untuk komik dan animenya saya tidak nonton dan tidak terlalu tahu detailnya. OK! Lanjut. Nobunaga Concerto adalah komik berlatar sejarah Jepang yang ditulis oleh Ayumi Ishii sejak tahun 2009. Kemudian pada tahun 2014 diadaptasi ...