Skip to main content

Kututup Hari Dengan Sedih...

Tiba-tiba saja ujung hariku yang begitu indah terkoyak karena sebuah egoisitas yang kukira bisa kutaklukkan. Aku berpikir aku sanggup mengatasinya. Aku menyangaka aku sanggup mengarahkannya.

Namun yang kutemui semua berbalik arah dan menikamku
Ternyata aku tak tahu aturannya. Aku tak punya navigasi untuk berjalan ke arah mana. Semua tiba-tiba menyakiti diriku akibat ulahku sendiri. Aku pikir ini sama seperti biasa. sama seperti jika aku bersama orang lain dan komunitas yang lain. Tapi ternyata, semua telah berubah.

This world use a different rules.
I couldn't change it. And i don't have chance to change it.


Semua kecewa padaku. Tak ada lagi yang mau mendengarku. Tak ada lagi yang mau dengan sabar menemani dan mengantarku.

Ya...semua telah berubah. Aku terlambat tuk menyadarinya. Pada akhirnya hanya aku yang tersakiti. Berurai air mata di sini tanpa orang-orang yang kadang kau sebut dengan bermacam-macam nama (pacar, teman, sahabat, odo-odo') yang menemani.


Aku tiba di titik kesendirianku hingga alam bawah sadarku berpikir untuk mengakhiri detak nadi di bawah kulitku. Tapi aku masih harus menyelesaikan banyak hal. Masih banyak.
Mungkin minta maaf salah satunya.....

Comments

  1. Anonymous4/18/2009

    dan mengucapkan selamat tinggal tentu saja.....

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tentang Etta

Aku mungkin terlalu sering bercerita tentang ibu. Ketika ia masih hidup hingga ia telah pulang ke tanah kembali aku selalu mampu menceritakannya dengan fasih. Ia mungkin bahasa terindah yang Tuhan titipkan dalam wujud pada tiap manusia. Tapi izinkan kali ini aku bercerita tentang bapak. Pria terdekat yang selalu ada mengisi tiap halaman buku hidupku.Pria yang akrab kusapa dengan panggilan Etta, panggilan ayah pada adat bugis bangsawan. Kami tak begitu dekat. Mungkin karena perbedaan jenis kelamin sehingga kami taklah sedekat seperti hubungan ibu dangan anak perempuannya. Mungkin juga karena ia mendidikku layaknya didikan keluarga bugis kuno yang membuat jarak antara Bapak dan anaknya. Bapak selalu mengambil peran sebagai kepala keluarga. Pemegang keputusan tertinggi dalam keluarga. Berperan mencari nafkah untuk keluarga. Meski Mama dan Ettaku PNS guru, tapi mereka tetap bertani. Menggarap sawah, menanam padi, dan berkebun. Mungkin karena mereka dibesarkan dengan budaya bertani dan ...

Norwegian Wood

Cukup melelahkan membaca Norwegian Wood karya Haruki Murakami. Buku yang telah kulihat wujudnya sejak tahun 2004 baru aku baca di tahun 2013. Saya tidak terlalu akrab dengan karya-karya Haruki Murakami. Buku Norwegian Wood ini adalah karyanya yang pertama saya baca.  Mengapa saya berkata buku ini cukup melelahkan? Karena buku ini bercerita tentang kematian dan sangkut pautnya dengan orang-orang yang ditinggalkan. Bukan kematian yang disebabkan sakit atau tua. Tapi kematian orang-orang muda yang memilih bunuh diri.  Bersetting tahun 1970an di Jepang, sang tokoh utama, Watanabe menceritakan kembali kisahnya. Ia bertemu kembali kekasih almarhum temannya yang memilih mati bunuh diri di usia 17 tahun. Sekalipun tidak akrab mereka selalu bersama. Berkeliling mengitari Tokyo tanpa tujuan. Hingga sang perempuan, Naoko masuk panti rehabilitasi gangguan jiwa. Ia lantas bertemu Midori, perempuan nyentrik yang selalu berkata seenak dia. Perempuan yang selalu jujur mengatakan apapun yang i...

Indecent Proposal

sumber foto : tvtropes.org Seorang bilyuner menawariku one billion dollar untuk one night stand dengannya. Aku bingung. Aku dan suami sedang tidak punya uang dan satu juta dollar begitu banyak. Mampu membiaya hidup kami. Disisi lain aku  mencintai suamiku, rasa-rasanya ini tidaklah patut. Tapi kami benar-benar tidak punya uang. Aku ingin melakukannya untuk suamiku. Aku mencintaiku dan tidak ingin melihatnya terlilit utang. Kami memutuskan mengambil tawaran itu. This is just sex bukan cinta. Ini hanya tubuhku. Aku dan suami memutuskan setelah semalam itu, kami tidak akan mengungkitnya lagi. Setelah malam itu. Kami berusaha menebus  properti kami yang jatuh tempo. Sayangnya, bank telah menyita dan melelangnya. Seorang pengusaha telah membelinya. Kami putus asa. Suamiku tiba-tiba berubah. malam itu, Ia mempertanyakan apa yang saya dan bilyuner itu lakukan. Padahal kami sepakat untuk tidak mengungkitnya. Saya menolak menjawab pertanyaannya. Saya tidak ingin lagi menginga...