Skip to main content

Belajar Dandan


Aku tak pernah membayangkan sebelumnya bahwa pada suatu hari aku akan belajar untuk menyapukan blush on di pipiku, melukis dengan eye shadow pada lengkung mataku. Menjepit bulu mataku dengan pelentik mata kemudian menyisirnya dengan maskara. Dan sapuan lipstick berwarna pada bibirku.

Selama ini aku hanya memakai pelembab dan bedak padat sewarna kulit untuk riasanku. Hanya lip balm tak berwarna yang menyentuh bibirku. Itu saja.
Tapi mulai sekarang aku harus belajar untuk memakainya.

Dalam imaji masa kecilku aku tak pernah membayangkan diriku pada titik belajar ini. Aku melompatinya. Aku hanya membayangkan diriku dalam dandan cantik nan manis dalam balutan gaya wanita modern.


Aku tak punya tutor handal dalam perihal dandan. Dua kakakku sama denganku, tak begitu paham dandan. Bagaimana mencari make up yang berkualitas dan bagaimana mencampur warna-warna itu dan melukisnya di wajahku.

Seperti dejavu rasanya saat ini. Aku melihat Dwi kecil di kamar kakaknya dengan dua orang temannya memainkan make up kit milik mama. Saat itu kami berakting layaknya orang dewasa. Menyapukan semua warna blush on ke pipi kami. Mencampur semua warna eye shadow dan menggoreskannya di atas kelopak mata kami. Tak lupa sebuah lipstick warna tercerah kami sapukan di bibir kecil kami.

Aku ingat, saat itu mamaku memarahiku dan melarangku bermain dandan-dandanan lagi. Bertingkah layaknya orang dewasa. Dan sejak itu aku tak pernah lagi menyentuh segala macam perona wajah pada mukaku hingga kini.

Hingga kini dimana aku harus mulai lagi main dandan-dandan itu. Tak ada lagi mama yang akan berkomentar tentang dandanku. Jika ia ada mungkin ia akan mengatakan bahwa gadis kecilnya telah tumbuh menjadi sosok dewasa dan cantik.

Dan di sinilah aku sekarang, dengan setumpuk alat make up yang harus aku pelajari penggunaannya. Tapi aku masihlah penganut naturalis dan minimalis. Lengkaplah sudah diriku. Pakaian 3 pieces (blazer, kemeja, dan rok selutut), make up yang lumayan berwarna bagiku Dan jangan lupa high heels 5 cm akan menyempurnakan penampilanku. Dan untuk apakah aku dengan dandan itu?

Being Sosialita !!!!
(Sabtu, 18 April 2009)

Comments

  1. yah.. ada masa ketika itu semua datang menghampiri kita, dan mimpi mimpi sebentar lagi akan terbeli atau mungkin akan tergadaikan?
    dari titik inilah kita berbuat
    dan sekarang aku pun paham apa yang ikal maksudkan dengan "realistis" :
    berbuat yang terbaik

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tentang Etta

Aku mungkin terlalu sering bercerita tentang ibu. Ketika ia masih hidup hingga ia telah pulang ke tanah kembali aku selalu mampu menceritakannya dengan fasih. Ia mungkin bahasa terindah yang Tuhan titipkan dalam wujud pada tiap manusia. Tapi izinkan kali ini aku bercerita tentang bapak. Pria terdekat yang selalu ada mengisi tiap halaman buku hidupku.Pria yang akrab kusapa dengan panggilan Etta, panggilan ayah pada adat bugis bangsawan. Kami tak begitu dekat. Mungkin karena perbedaan jenis kelamin sehingga kami taklah sedekat seperti hubungan ibu dangan anak perempuannya. Mungkin juga karena ia mendidikku layaknya didikan keluarga bugis kuno yang membuat jarak antara Bapak dan anaknya. Bapak selalu mengambil peran sebagai kepala keluarga. Pemegang keputusan tertinggi dalam keluarga. Berperan mencari nafkah untuk keluarga. Meski Mama dan Ettaku PNS guru, tapi mereka tetap bertani. Menggarap sawah, menanam padi, dan berkebun. Mungkin karena mereka dibesarkan dengan budaya bertani dan ...

Norwegian Wood

Cukup melelahkan membaca Norwegian Wood karya Haruki Murakami. Buku yang telah kulihat wujudnya sejak tahun 2004 baru aku baca di tahun 2013. Saya tidak terlalu akrab dengan karya-karya Haruki Murakami. Buku Norwegian Wood ini adalah karyanya yang pertama saya baca.  Mengapa saya berkata buku ini cukup melelahkan? Karena buku ini bercerita tentang kematian dan sangkut pautnya dengan orang-orang yang ditinggalkan. Bukan kematian yang disebabkan sakit atau tua. Tapi kematian orang-orang muda yang memilih bunuh diri.  Bersetting tahun 1970an di Jepang, sang tokoh utama, Watanabe menceritakan kembali kisahnya. Ia bertemu kembali kekasih almarhum temannya yang memilih mati bunuh diri di usia 17 tahun. Sekalipun tidak akrab mereka selalu bersama. Berkeliling mengitari Tokyo tanpa tujuan. Hingga sang perempuan, Naoko masuk panti rehabilitasi gangguan jiwa. Ia lantas bertemu Midori, perempuan nyentrik yang selalu berkata seenak dia. Perempuan yang selalu jujur mengatakan apapun yang i...

Indecent Proposal

sumber foto : tvtropes.org Seorang bilyuner menawariku one billion dollar untuk one night stand dengannya. Aku bingung. Aku dan suami sedang tidak punya uang dan satu juta dollar begitu banyak. Mampu membiaya hidup kami. Disisi lain aku  mencintai suamiku, rasa-rasanya ini tidaklah patut. Tapi kami benar-benar tidak punya uang. Aku ingin melakukannya untuk suamiku. Aku mencintaiku dan tidak ingin melihatnya terlilit utang. Kami memutuskan mengambil tawaran itu. This is just sex bukan cinta. Ini hanya tubuhku. Aku dan suami memutuskan setelah semalam itu, kami tidak akan mengungkitnya lagi. Setelah malam itu. Kami berusaha menebus  properti kami yang jatuh tempo. Sayangnya, bank telah menyita dan melelangnya. Seorang pengusaha telah membelinya. Kami putus asa. Suamiku tiba-tiba berubah. malam itu, Ia mempertanyakan apa yang saya dan bilyuner itu lakukan. Padahal kami sepakat untuk tidak mengungkitnya. Saya menolak menjawab pertanyaannya. Saya tidak ingin lagi menginga...