Skip to main content

Cas cis cus di Briton

Sudah tiga hari aku memulai kursusku di Briton. Sebuah langkah yang lumayan menurutku. Karena rencana ini telah hampir setahun aku niatkan, namun baru kali ini mampu aku realisasikan. Kak Yusran pun telah begitu letih untuk terus menyuruhku untuk belajar bahasa Ratu Elizabeth ini. Kalo bukan karena taruhan yang kami lakukan mungkin sampai hari ini aku masih belum memulai pembelajaran Bahasa Inggrisku secara intens.

Elementary one. Level paling rendah. Dan disitulah aku barada. Sebenarnya, kalo aku menilai diriku sendiri, Bahasa Inggrisku lumayanlah. Namun, mungkin ada baiknya untuk kembali me-rewind semua pelajaran waktu SMP dan SMA kemarin.

Teman-teman kelasku berasal dari beragam universitas dan beragam angkatan.. UMI, UKI, STMIK Dipanegara, UNM, UNHAS, univ.45 bahkan ada yang telah bekerja. Satu visi yang membuat kami bertemu di Briton yaitu Bahasa Inggris menjadi sesuatu yang perlu dikuasai. Aku pun kemudian menyesal, mengapa pada semester akhir aku baru sadar untuk memulai belajar lagi Bahasa Inggris. Mengapa tak belajar waktu masih semester awal? Tapi, toh tak ada kata terlambat untuk belajar.

Di tempat ini pun aku bertemu beberapa adik angkatan di Komunikasi. Jaya dan Elly yang sudah elementary three, dan Tari (mr.unde’s daughter) yang sekelas denganku. Sebuah kebetulan yang menyenangkan .“serendipity”. “if we meet in campus, we try to talk each order using English. Even it’s sound funny and not corret” Say Elly when we meet in front of Briton after the calss. “Yeah…why not….”.

Up date info : ternyata k jojo ’99 juga sekelas sama dwi….mmmm…kosmik di mana-mana;p

(Telaga Safar, November 6 2007- 23.00 Wita)

Comments

  1. Asti Ananta sumangatki!!!!!

    Memang ka' tidak ada kata terlambat, Ih... tapi perasaan jagoki Bahasa Inggris ka Toch, :-)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

jurnalistik siaran, pindah kost-kostan, dan "capek deh!"

Akhirnya, kembali bisa menyempatkan diri sejenak ke Teras Imaji. Sedikit berbagi kisah lagi dengan diri sendiri. Sekedar untuk sebuah kisah klasik untuk Saraswati dan Timur Angin kelak. Aku tak pernah menyangka bahwa aku bisa bertahan sampai saat ini.meski tugas kuliah menumpuk. Keharusan untuk pindah pondokan. Kewajiban lain yang belum terselesaikan.Problem hati yang menyakitkan. Serta kontrak yang tersetujui karena takut kehilangan peluang meski tubuh ini harus sudah berhenti. Siang tadi (15 nov 06) seharian ngedit tugas siaran radioku. Tak enak rasanya pada teman-teman, memberatkan mereka. menyita waktu yang seharusnya untuk hal lain. Tak enak hati pada Pak Anchu, penjaga jurusan. yang tertahan hanya menunggu kami menyelesaikan tugas itu. Dengan modal suara fals nan cempreng toh aku pun akhirnya harus sedikit PD untuk membuat tugas itu. Meski hanya menguasai program office di komputer, toh aku harus memaksakan belajar cool-edit (yang kata teman-teman yang udah bisa merupakan sesuatu...

Asyiknya Berkirim Kartu Pos

Kartu pos untuk teman-teman di Indonesia. Beberapa minggu ini saya lagi senang-senangnya berkirim kartu pos. Membeli kartu pos di court street. Menuliskan nama dan alamat yang akan dikirimkan. Menuliskan pesan yang akan disampaikan. Dan membawanya ke kantor pos dan memposkannya. Prosesnya itu begitu menyenangkan buatku. Terlebih lagi ketika orang yang saya kirimi kartu pos mengabarkan kalo kartu posnya sudah sampai, rasanya seperti mission completed deh. Selain mengirimkan kartu pos ke teman-teman di Indonesia, saya juga bergabung di Postcrossing . Sebuah web yang menyatukan para penggemar kartu pos seluruh dunia. Saya menemukan web Postcrossing ini tak sengaja ketika sedang mencari informasi berapa harga prangko untuk kartu pos luar negeri. Caranya gampang, daftar di webnya, kemudian kamu akan menerima 5 alamat yang harus kamu kirimi kartu pos. Saat pertama join kamu harus mengirim kartu pos. Ketika kartu pos itu diterima, maka alamat kamu akan disugesti untuk dikirimi kartu po...

Punya KTP Amerika

Akhirnya saya punya KTP Amerika. Sok pamer? Mungkin iya. Gaya juga masuk dalam kategori itu. Secara selama ini saya cuma punya KTP Bone dan KTP Baubau. KTP Makassar saja nda punya sama skali. Padahal hidup di  Makassar hampir 5 tahun. Nah, dapat KTP Amerika yang disini lebih dikenal dengan nama State ID itu penting buat kelangsungan hidup saya di Athens. Meskipun tinggal 6 bulan lagi, tapi untuk mengisi dompet dengan kartu berbahasa Inggris saya anggap sedikit perlu. Biar sedikit gaya dan jadi kenang-kenangan kalo pulang nanti. Ngantri bikin State ID Saya sudah lima bulan tinggal di Athens dan baru ngurus State ID. Ckckckcckck. Padahal saya nda ada kerjaan di rumah. Telat pasalnya yang harus nemenin pergi ngurus sibuk kuliah. Pas musim libur ini baru deh sempat ditemani bikin. Saya menganggap penting State ID itu hanya karena persyaratan untuk menjadi anggota perpustakaan di Athens Library perlu pake State ID. Saya sangat ingin membaca serial ketiga The Lost Hero-nya Rick Ri...