Skip to main content

menunggu sahur,berdamai dengan jiwa

entah pukul berapa hari ini? tapi lagi online di extranet. (warnetnya k rahe).hanya menghabiskan waktu sambil nunggu berangkat sahur. anak kosmik lagi ngadain sahur on d road sekalian aja ikut.hehehe. ga nyangka bisa ketemuan online sama orang-orang panyingkul. padahal ini sudah tengah malam loh. hehehe

hidup seperti sebuah garis lurus. aku masih mengingat setahun lagi. di momen yang sama. menunggu sahur on d road. dan ga kerasa ternyata itu telah setahun lalu.

tapi, dwi tak pernah merasa berubah dari hari ke hari. rasanya jiwa ini masih setahun lalu.jiwa yang masih ingin memandang hidup seperti anak usia lima tahun.dwi masih sering harus bersaing dengan ego. ada sisi jiwa dwi yang sakit. sisi jiwa yang selalu iri dan tak mau menerima kekalahan. sisi jiwa yang selalu tak ingin berbagi.
terkadang, saat-saat sepi dan hati tak begitu tenag sisi itu selalu datang dan tak pernah menenangkan hati.
begitu lelah rasanya harus berusaha menenangkan hati. kadang kala rasa itu ada aku selalu berkata pada hatiku

"dwi, tidak apa-apa. semua baik-baik saja".

apakah aku sakit..entahlah. tapi, ini menjadikanku tak bisa menetap di suatu tempat. menyebabkanku tak bisa begitu dalam mengenal seseorang atau suatu komunitas.
manjadi nomaden dalam sebuah sistem. mencari tempat yang baru.
mungkin tempat yang terbaik adalah rumah. rumah yang selalu membuatku bisa berdamai dengan jiwa.

Comments

  1. begitulah yang bisa terbaca
    dari seorang dwi
    what can else i say?
    kamu dan seluruh ke-dwi an kamu
    hopely can be like that too

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tips Memilih Majalah Anak Untuk Buah Hati

Menanamkan hobby membaca pada anak perlu dilakukan sejak dini. Kebiasaan membaca haruslah dimulai dari orang tua. Memberi akses pada buku-buku bacaannya salah satu langkah penting. Namun, membacakan cerita dan mendapatkan perhatian anak-anak merupakan tantangan tersendiri.  Ara dan Buku Bacaannya Saya mengalaminya sendiri. Ara (3 tahun) cukup gampang untuk bosan. Memintanya fokus mendengarkan kala saya membacakannya buku cukup susah. Pada waktu-waktu tertentu ketika dia menemukan buku yang menarik perhatiannya, dia dengan sukarela memintaku mengulangnya berkali-kali. Namun, ketika saya membacakannya buku yang tidak menarik minatnya, dia memilih bermain atau sibuk bercerita sampai saya berhenti membaca. Untuk menarik minatnya akan buku, setiap kali ke toko buku saya membiarkannya memilih buku apa yang ingin dia beli. Kebanyakan pilihannya ada buku cerita dengan karakter favoritnya, Hello Kitty. Untuk buku anak- anak pilihanku, syaratnya adalah ceritanya pendek, kalimatnya mudah ia paham

Tentang Etta

Aku mungkin terlalu sering bercerita tentang ibu. Ketika ia masih hidup hingga ia telah pulang ke tanah kembali aku selalu mampu menceritakannya dengan fasih. Ia mungkin bahasa terindah yang Tuhan titipkan dalam wujud pada tiap manusia. Tapi izinkan kali ini aku bercerita tentang bapak. Pria terdekat yang selalu ada mengisi tiap halaman buku hidupku.Pria yang akrab kusapa dengan panggilan Etta, panggilan ayah pada adat bugis bangsawan. Kami tak begitu dekat. Mungkin karena perbedaan jenis kelamin sehingga kami taklah sedekat seperti hubungan ibu dangan anak perempuannya. Mungkin juga karena ia mendidikku layaknya didikan keluarga bugis kuno yang membuat jarak antara Bapak dan anaknya. Bapak selalu mengambil peran sebagai kepala keluarga. Pemegang keputusan tertinggi dalam keluarga. Berperan mencari nafkah untuk keluarga. Meski Mama dan Ettaku PNS guru, tapi mereka tetap bertani. Menggarap sawah, menanam padi, dan berkebun. Mungkin karena mereka dibesarkan dengan budaya bertani dan

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang penasar