Skip to main content

Pulang dan Rindu yang Tak Habis

Kata pulang masuk dalam daftar kata yang bermakna sentimentil buat saya. Beberapa kali pindah tempat tinggal membuat makna pulang makin berarti. 

Rumah tidak hanya sekadar sebuah bangunan yang membentengi dari panas dan hujan namun juga berarti sebentuk cinta yang terus menghangat. Saya selalu merujuk satu tempat untuk sebuah kepulangan. Bengo. Desa kecil yang berjarak 400an km dari Makassar. Tempat dimana hamparan padi selalu menguning, pasar lima hari yang selalu penuh dengan kue tradisional, dan juga sinyal seluler datang dan pergi yang selalu memaksamu untuk sejenak berpisah dari dunia maya. Saya selalu menyebut kampung ini sebagai tempat yang monoton. Tak banyak hal yang berubah di sini, meski telah bertahun-tahun lamanya. Namun, hal tersebutlah yang menjadikan desa ini menyenangkan. Seabadi dalam ingatan. 

Setiap kali pulang, saya seakan-akan memasuki sebuah kapsul waktu yang membawa banyak kenangan akan tempat ini. Lipatan-lipatan baju dalam lemari. Buku-buku di rak. Coretan-coretan kecil di buku diary. 

Setelah tiga tahun berpisah, tak banyak hal yang berubah. Rumah dan riuhnya tetap sehangat dulu. Sebuah ritual selalu saya lakukan tiap kali pulang. Kepulangan kali ini pun demikian adanya. Saya selalu membuka kardus-kardus tempat ku menyimpan kenangan masa silam.

Isinya adalah rapor masa sekolah. Buku diary, surat-surat. Beberapa dari sahabat pena, sebagiannya adalah surat cinta. Saya suka melihatnya kembali. Membuatku geli sendiri. Saya mengenal banyak sahabat baik pun banyak lelaki baik dan memiliki banyak kenangan yang baik. Meski tidak dipungkiri diantarany ada juga hal-hal kurang baik dan terasa pahit. Tapi melihat semua kembali, saya merasa diberkati. 

Sisi sentimentil selalu menguasai separuh hati tiap kali pulang. Tak jarang, saya menangis tanpa sebab. Mungkin karena gempuran kenangan yang merasuki benak tanpa terkendali. 

Saat demikian saya kemudian rindu untuk pergi lagi. Karena tanpa kepergian, pulang tak pernah punya arti. 

Dan disini saya menyulam rindu pada seseorang di sebuah tempat yang kusebut rumah kedua di seberang pulau.  

Bone, 10 Februari 2017

Comments

  1. Anonymous2/26/2017

    sebelum berangkat ke Syd, barang-barang dari Makassar yang tidak saya bawa pergi ke Syd sy bawa pulang ke Bone. di antara semuanya, yang paling saya perhatikan itu barang2 kenanganku mihihihihi, diari, kaset + cd, poster, dan semua remeh temeh yg mengingatkan pada dia. Itu yang paling pertama saya amankan nda peduli yang lain, kasi masuk di kardus, lakban berlapis2, trus tulisan FRAGILE :D nda sabar pulang buat buka lagi ...
    @ermus_

    ReplyDelete
    Replies
    1. apa kabar kotakmu? semoga ketika kamu membukanya hatimu tak lagi patah :P

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang penasar

Dapat Kiriman Moneygram

Ini adalah pengalaman pertama saya mendapatkan kiriman uang dari luar negeri. Sedikit norak dan kampungan sih. Tapi tak ada salahnya membaginya di sini. Setelah saya googling di internet kurang yang mau berbagi pengalaman tentang transferan luar negerinya. Nah, karena Kak Yusran yang bersekolah di Amerika berniat mengirimi saya uang buat tiket ke Bau-Bau, maka dia akhirnya mengirimkan uang. Dalam bentuk dollar lewat jasa layanan Moneygram yang banyak tersedia di supermarket di Amerika. Moneygram sama seperti Western Union. Tapi Western Union lebih merakyat. Mereka bekerja sama dengan kantor Pegadaian dan kantor pos. Sehingga di kampungku pun ada fasilitas Western Union (tapi saya belum tahu berfungsi atau tidak). Moneygram sendiri setahu saya hanya bekerja sama dengan beberapa bank. Saya belum pernah tahu kalo Moneygram juga sudah bekerja sama dengan kantor pos, meskipun informasi dari teman-teman di twitter mengatakan demikian. Jasa layanan pengiriman uang macam Moneygram dan Western

Sebelum Salju Mencair

Dua hari ini Athens diselimuti awan hitam. Mendung. Cuaca menjadi dingin. Hujan pun turun. Kemarin cuaca mencapai titik minus. Titik hujan jatuh ke bumi menjadi butiran salju. Angin bertiup kencang. Pohon-pohon pinus tunduk patuh pada gerak angin. Tengah malam kristal-kristal beku itu mencumbui tanah Athens. Jutaan butir yang bertumpuk menutupi tanah, jalan, dan segala permukaan yang dijangkaunya. Permadani putih seketika terhampar menyelimuti bumi. Seperti kepompong yang menyelubungi ulat untuk menjadikannya kupu-kupu. Ini salju nak, coba yuk! Hingga pagi hujan salju masih belum reda. Butiran es itu seolah bersuka cita turun ke bumi. Meliuk-liuk mengikuti gerak angin hingga mendarat dengan sempurna di tanah. Mereka seakan berpesta dan enggan mengakhirinya. Hingga siang, butiran-butiran itu seakan tidak jenuh untuk terus meninggalkan jejak. Kulihat seseorang menuntun anjingnya bermain di tengah salju, Bodoh pikirku bermain-main di salju yang dingin. Bikin frosty ternyata s