Skip to main content

Lima Sekawan di Karang Setan

 

Judul : Karang Setan (Serial Lima Sekawan)
Penulis : Enid Blyton
Penerbit. : Gramedia Pustaka

Julian, Dick, George, Anne, dan Timmy berlibur ke pulau Kirrin. Sayangnya di Pulau Kirrin, kawan profesor Paman Quentin juga hadir. Berdua mereka mengerjakan sesuatu. Teman paman Quentin memiliki anak laki-laki yang mempunyai monyet. Utik dan si Iseng. Pulau Kirrin begitu ramai. Paman Quentin dan kawannya tidak bisa bekerja. "Bagaimana kalo kita menginap di mercu suarku?", saran Utik. Lima sekawan menatap takjub. 

Karang Setan adalah sebuah desa yang berjarak 10 mil dari pulau Kirrin. Disebut karang setan karena karang-karang di teluknya menjadi ancaman para kapal-kapal yang berlayar. Tidak sedikit kapal yang terkoyak karena batu karang di dasar laut yang merobek lambung kapal. Tidak hanya itu, menurut legenda pencoleng memanfaatkan keadaan dengan merampok perahu-perahu itu. Namun semenjak dibangun mercu suar di karang setan, tidak ada lagi kapal yang terdampar. Tapi harta karung pencoleng itu masih tersimpan di sana entah dimana. Dan satu yang pasti setiap kali Lima Sekawan liburan, selalu ada petualangan seru yang menantinya. 

Setelah sekian tahun tidak pernah membaca lagi karya Enid Blyton, Karang Setan ini serupa nostalgia masa kecil. Saat SD dulu saya selalu bertanya mengapa harus saat liburan lima sekawan baru bertualang. Mengapa tidak saat di sekolah. Hahaha. Rasanya rasanya saya sudah bisa menyimpulkan jawabannya. 

Cover buku Karang Setan yang kubeli dari toko buku bekas online di fesbuk ternyata lebih tua dari cover buku lima sekawan koleksiku zaman SD. Bakal jadi koleksi klasik buat Ara nanti :D. Buku ini mendapat 4 bintang dari saya. Selamat membaca. (*)

Bogor, 13 Oktober 2014

Comments

Popular posts from this blog

Seketika Ke Sukabumi

twit ekspektasi vs twit realita Setelah kelelahan karena hampir seharian di Mal sehabis nonton Dr.Dolittle pada hari rabu, dengan santai saya mencuitkan kalimat di Twitter "karena udah ke mal hari Rabu. Weekend nanti kita berenang saja di kolam dekat rumah”. Sebuah perencanaan akhir pekan yang sehat dan tidak butuh banyak biaya. Saya sudah membayangkan setelah berenang saya melakukan ritual rebahan depan TV yang menayangkan serial Korea sambil tangan skrol-skrol gawai membaca utasan cerita yang ga ada manfaatnya.  Sebuah perencanaan unfaedah yang menggiurkan. Tiba-tiba Kamis malam suami ngajakin ke Taman Safari liat gajah pas akhir pekan. Mau ngasih liat ke Anna yang udah mulai kegirangan liat binatang-binatang aneka rupa. Terlebih lagi sehari sebelumnya kami menonton film Dr.Dolittle yang bercerita tentang dokter yang bisa memahami bahasa hewan. Sekalian  nginap di hotel berfasilitas kolam air panas. Hmmm. Saya agak malas sih. Membayangkan Taman Safari yan...

Tentang Etta

Aku mungkin terlalu sering bercerita tentang ibu. Ketika ia masih hidup hingga ia telah pulang ke tanah kembali aku selalu mampu menceritakannya dengan fasih. Ia mungkin bahasa terindah yang Tuhan titipkan dalam wujud pada tiap manusia. Tapi izinkan kali ini aku bercerita tentang bapak. Pria terdekat yang selalu ada mengisi tiap halaman buku hidupku.Pria yang akrab kusapa dengan panggilan Etta, panggilan ayah pada adat bugis bangsawan. Kami tak begitu dekat. Mungkin karena perbedaan jenis kelamin sehingga kami taklah sedekat seperti hubungan ibu dangan anak perempuannya. Mungkin juga karena ia mendidikku layaknya didikan keluarga bugis kuno yang membuat jarak antara Bapak dan anaknya. Bapak selalu mengambil peran sebagai kepala keluarga. Pemegang keputusan tertinggi dalam keluarga. Berperan mencari nafkah untuk keluarga. Meski Mama dan Ettaku PNS guru, tapi mereka tetap bertani. Menggarap sawah, menanam padi, dan berkebun. Mungkin karena mereka dibesarkan dengan budaya bertani dan ...

Pride and Prejudice : I’m Bewitched

Tak pernah kusangka saya akan jatuh cinta pada film Pride and Prejudice. Waktu kuliah dan masa-masa belum punya anak, saya tidak pernah tergerak untuk menonton film ini. Prasangka saya terhadap film ini sudah tumbuh sejak memiliki versi Film India di tahun sebelumnya. Mungkin karena hal itu saya kemudian tidak tertarik menontonnya.   Namun karena episode-episode drama korea yang aku nonton udah habis, ditambah kebosanan pada topik medsos yang masih heboh dengan pilpres, dan juga pengaruh hari valentine yang menyebabkan algoritma lapak streaming merekomendasi film-film romantis menjadi sebab akhirnya saya menonton film ini Semuanya berawal dari ketidaksengajaan menonton Atonement yang diperankan oleh Kiera Knightley. Film ini cukup bagus, meski di tengah jalan saya udah kena spoiler via wikipedia dan rada senewen dengan endingnya. Tapi kecantikan Kiera Knightley tetap mampu membuat saya menyelesaikan film itu sampai detik terakhir. Saking senewennya dengan ending Atonement, sa...