Skip to main content

inisiatif independent

mengapa pria sangat tidak suka "women habbits"?
seperti, berbelanja. membandingkan harga. mutarin mall. keluar masuk toko. window shopping.
bukankah itu adalah salah satu dari hal-hal yang membahagiakan perempuan. perempuan selalu berusaha tampil cantik di depan pasangannya. trus, apa salah ketika ia kemudian berusaha mencari baju dan aneka stuff yang bisa membuatnya lebih cantik.

bukankah membahagiakan melihat perempuan yang kau cintai tampak menawan. mengapa pria bermuka kusut ketika di ajak berbelanja.tak mau masuk ke dalam counter untuk sekedar melihat kekasihnya mencari baju. begitu membahagiakan ketika engkau ikut juga memberi komentar dan mencarikan warna yang cocok.

ini menjadi perdebatan saya dengan k yusran beberapa waktu lalu. ia selalu tak suka kalo dwi jalan-jalan ke mall, masuk keluar toko, membandingkan harga. iya akan selalu bilang "ah, beda lima ribu ji". atau "aduh malas nya mi jalan sama dwi. sudah lama milih-milih, nda beli juga". atau juga kalimat yang seakan meniru penjaga toko " jangan liat mbak, kalo nda mau beli".

dwi ngambek. tidak bisakah engkau sedikit mau peduli pada dwi. pada keinginannya untuk mencari baju. dwi juga mau ditemani cari baju, diberikan komentar, dan dipilihkan warnanya. dan ternyata ia melakukannya. tapi bukan atas inisiatif independent darinya sebagai seorang pacar. ah...ini juga dwi belum ajak ke salon. belum minta ditunggui.

kenapa dwi harus mengeluh terlebih dahulu, kemudian dirimu baru mau nurut. tidak bisakah itu berasal dari inisiatifmu sendiri untuk membahagiakanku. kenapa semua dilakukan dibawah tekan "marah" dan "ngambek".

bahkan untuk hal kecil sekalipun. misalnya moment kecil yang pernah dilalui. atau kapan pertama kali bertemu. atau baju yang pernah dibelikan. moment-moment itu begitu gampang terlupakan, padahal itu begitu berarti. tidak bisakah ia mengingatnya seperti ia mengingat sejuta teori antropology dan seribu kisah sejarah yang selalu ia tuturkan...?

inisiatif independent....
ini menjadi senjata ampuhmu untuk selalu meledekku. padahal sesungguhnya seperti ini yang dimaui para wanita...

ah..lelaki tak mampu memahami wanita. pantaslah sigmund frued meneliti hingga puluhan tahun, masih tak mampu memahami wanita.

Comments

  1. Anonymous8/04/2008

    ah bukan begitu juga lah wi...
    tidak semua laki-laki juga...
    mungkin kakakmu sedang lelah?
    buktinya fj termasuk tipe cow yang tidak termasuk dalam generalisasi teori freud-mu, mamaku, adek cewekku, dan semua sahabat cewekku selalu merindukan saat2 "berbelanja" denganku, kata mereka pendapatku lebih objektif daripada ajak sesama kaum hawa...
    nah lho...
    aku rasa pasar sukowati akan membuatmu sekali lagi terkenang....

    ReplyDelete
  2. hahaaha, kalo gak beda.
    ah membosankannya hidup ini!

    ReplyDelete
  3. Anonymous8/26/2008

    yah...nanti prgi bersamaku sj lah ka'.. sy harap ga ada bedanya!!
    hehehe...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Hunger Games : The Mockingjay Part 2, Pertempuran Akhir Sang Mockingjay

Film dibuka dengan tokoh Katniss Everdeen yang sedang cedera leher. Pita suaranya membengkak dan ia mencoba untuk berbicara. Di akhir film Mockingjay Part 1, Katniss memandang dari jendela kaca menyaksikan Peeta histeris, berteriak ingin membunuhnya. Otaknya telah dicuci oleh orang-orang Capitol, Presiden Snow.  Kemudian cerita bergulir ke rencana untuk merebut Capitol dan menyatukan seluruh Distrik. Propaganda-propaganda yang berusaha dibuat oleh kedua belah pihak yang bertikai untuk meraih simpati dari Distrik-distrik yang belum dikuasai.  Hingga kemudian para pemenang yang menjadi prajurit tergabung dalam satu unit untuk membuat propaganda selanjutnya. Sayangnya Presiden Snow menjebak mereka masuk dalam Capitol dan menyerang mereka dengan mutan-mutan ciptaan Gamemaker.  Jika kamu tipe penonton yang menyukai aksi tembak menembak, berkelahi, dan penggemar setia Hunger Games maka film terakhir ini mampu memuaskan ekspetasimu. Jennifer Lawrence berhasil membawa tokoh Katni...

Fifty Shades Of Grey, Book VS Movie

Fifty Shades Of Grey diterbitkan pada 2011 dan menjadi buku paling laris serta bersaing dengan buku  Harry Potter dari sisi penjualan.  Buku karangan EL. James ini terjual 125 juga eksamplar di seluruh dunia dan telah diterjemahkan ke 52 bahasa.  Buku yang masuk dalam genre erotic romantic ini bercerita tentang Anastasia Steele yang jatuh cinta pada Christian Grey, pebisnis muda yang sukses. Sayangnya, Grey memiliki masa lalu yang kelam dan perilaku sexual yang tidak umum.  Menurut penilaian saya, sexualitas yang tidak biasa inilah yang membuat buku ini menjadi best seller. Banyak novel-novel romantis yang melibatkan sex di dalamnya, namun Fifty Shades of Grey ini menyajikan perilaku Submassive/Dominant yang agak sadis namun erotis.  Buku ini kemudian diangkat ke layar lebar pada Juni 2015. Diperankan oleh Jamie Dorman dan Dakota Jhonson. Kedua cukup berhasil membawa karakter Mr. Grey dan Ms.Steele. Meski ketika menonton film ini membuat saya kepikiran film Twil...

Pisang Ijo Penuh Drama

Kuliner dari Makassar yang satu ini adalah kuliner yang lumayan susah saya taklukkan. Padahal setiap bulan puasa waktu kecil, saya membantu mama membuatnya untuk ta'jil. Yup, pisang ijo atau yang lebih dikenal dengan nama es pisang ijo.  Makanan khas Sulawesi Selatan ini agak ambigu. Di daftar menu di warung-warung Makassar ia selalu ditempatkan pada deretan minuman. Sedangkan secara de facto dirinya adalah makanan. Maka saya bingung ketika orang memesan makanan utama kemudian memesan es pisang ijo sebagai minumannya. Buat gue kuliner ini masuk kategori makanan.  Beberapa evolusi yang menyebabkan ia dikategorikan sebagai minuman adalah pertama, penambahan kata "es" di depan namanya. Kalo di  Bengo, kampung saya, dan tradisi yang ada dikeluarga saya pisang ijo adalah pisang ijo tanpa penambahan kata es. Kedua, semakin komersil kuliner ini berbanding lurus dengan jumlah esnya. Di kampung mamaku biasanya menyajikan pisang ijo, kuahnya, dan sebongkah es batu kecil. Hanya sek...