Skip to main content

Kick Andy dan Semangat Berbagi


Semangat 45 membuncah di dadaku sabtu sore itu. Ketika seorang kakak membawakan sebuah Famlet yang menginformasikan tentang acara Off Air Kick Andy di Makassar, tepatnya di baruga A.P.Pettarani. Aku bukanlah penonton setia Kick Andy (ini disebabkan di kamar pondokanku tak ada fasilitas televisi). Namun, tiap kali aku sempat menonton acara ini, aku selalu menyimaknya. Selalu ada hal yang menarik dari setiap episodenya.

Kick andy menjadi program acara nomor satu yang dianggap paling baik untuk di tonton. Ini sesuai dengan survei bertitel Rating Publik ”Menuju Televisi yang Ramah Keluarga” ini dilakukan Yayasan Sains, Estetika, dan Teknologi (SET) didukung Yayasan TIFA, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), The Habibie Center, dan London School of Public Relations beberapa bulan lalu (penelitian ini juga menjadikan saya respondennya. Dan saya memilih Kick Andy untuk program acara terbaik….hehehehe).

Kekuatan Kick Andy, menurut Andy, adalah pada tema dan content atau isi. Presenter hanyalah unsur kecil yang justru menjadi kelemahan. Itu karena Andy merasa tidak menarik di depan kamera, tidak ganteng, bergaya kaku, dan berambut kribo pula. ”Jadi saya tertolong oleh tim yang solid. Kick Andy ini kental dengan unsur jurnalisme. Kami mengandalkan jaringan yang dimiliki Metro TV, yakni reporter yang tersebar di banyak daerah. Merekalah yang banyak memberi informasi,” paparnya.

Kekuatan lain Kick Andy adalah, program ini mengasah kepekaan sosial dan selalu menyampaikan pesan moral. Misalnya soal tema kelamin ganda, kaki palsu, atau guruku pemulung. Topik yang diangkat berimbas sangat luas. Soal kaki palsu, misalnya, ternyata banyak sekali orang yang membutuhkan. Karena itu, muncullah gagasan untuk membuat kegiatan ”1.000 Kaki Gratis Kick Andy” dan sudah terkumpul dana Rp 1 miliar dari sponsor.
***
Kali ini Kick Andy punya strategi baru dalam mengampanyekan programnya. Setelah dua kali ditanyangkan tiap minggu (kamis, pukul 22.00 WIB dan Minggu, pukul 15.00 WIB) kick Andy kembali membuat acara bertajuk diary kick Andy yang kembali mengulas episodenya yang lalu-lalu. Juga untuk mengampanyekan Kick Andy Foundation. Dan acara Off Air kali ini sepertinya juga sebuah strategi promosi.

Dan Off Air bukanlah sekedar asal-asalan. Di boyongnya Andrea Hirata menjadi salah satu penarik minat Peserta yang hampir 4000 orang. Bahkan masih kurang.
Jauh hari, tiket acara ini telah aku pesan di dua orang teman. Bukan karena Andy F.Noya-nya, tapi karena Andrea Hirata. Karyanya begitu menginspirasi dan sangat realis. Dan sore tadi (11 Juli 08), saya sukses mendapatkan dua tiket yang akhirnya dengan ikhlas aku bagi pada Ema.

Aku selalu kagum pada orang cerdas. Dan begitu pula aku kagum pada Andy F.Noya. pengalaman Jurnalistiknya begitu banyak dan menempanya menjadi sosok yang cerdas. Leluconnya pun tak garing dan mampu menghidupkan suasana.

Dengan tema indahnya berbagi, Kick Andy mendatangkan mas Dwi (pilot pesawat yang sempat kecelakaan dan terbakar) serta suster Rabiah (suster Apung di perairan Flores). Cerita keduanya begitu menginspirasi dan memberi semangat baru (khususnya buat saya yang harus merenda hati untuk sebuah kata “selesai”). Hehehehe


Mengejar tanda tangan andrea hirata

Andrea hirata, sosok yang baru aku sadari mirip dengan mas Armawan Dewarty. (tapi mas Arman lebih gagah). Aku selalu kagum padanya. Pada tulisan dan gayanya bertutur. Aku masih saja sempat menanyakan di Forum “apa benar Cathya suka padanya?”.hehehehe
Sempat pula aku menyampaikan salam dari kak Ipah yang baru jatuh cinta pada buku andrea Hirata. tapi sayang, aku tak sempat meminta tanda tangannya. Ia begitu cepat berlalu.

Aku mengejarnya ke hotel Horizon, dengan modal nekat dan tak punya teman aku naik pete-pete. Di jalan, aku mencari dompet panjangku namu tak kutemukan di tas coklatku. Tak ada sepeser uang pun di tasku. Oh Tuhan. Kenapa aku bodoh, lupa mengecek dompet. Akhirnya tak kuteruskan perburuanku. Kali ini kubiarkan saja mobil )% it uterus membawaku ke ujung Cendrawasih. Membiarkan semua penumpangnya turun dan baru bilang pada pak supir. Untungnya ia baik, membiarkanku tak membayar dan menyuruhku pindah mobil (berhubung batas ngobyeknya udah habis).

Untungnya pula ada tukang ojek di pintu poltek yang mau meminjamiku uang untuk membayar pete-pete. Pupus sudah harapanku untuk mengejar tanda tangan Andrea Hirata. pelajaran moral hari ini, jangan pernah percaya kalo hati memeang tak percaya. Waktu berangkat tadi, aku memang sedikit bimbang.

Tapi sudahlah…toh tadi aku sudah bertanya. Andy F. Noya juga telah memanggilku dengan nama “A Ling”.hehehehe…..
Tunggulah, suatu saat nanti aku akan kembali bertemu dengan Mas Andrea. Mungkin bahkan di panel….hehehehe (amien…-kan ga pha2 mimpi-)

Comments

  1. Wah....temanku, juniorta', udah crita ttg perjuangan ta' mo ketemu Andrea Hirata waktu itu..hehehe...
    Smangatnya!Saluut dah!^^

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Indecent Proposal

sumber foto : tvtropes.org Seorang bilyuner menawariku one billion dollar untuk one night stand dengannya. Aku bingung. Aku dan suami sedang tidak punya uang dan satu juta dollar begitu banyak. Mampu membiaya hidup kami. Disisi lain aku  mencintai suamiku, rasa-rasanya ini tidaklah patut. Tapi kami benar-benar tidak punya uang. Aku ingin melakukannya untuk suamiku. Aku mencintaiku dan tidak ingin melihatnya terlilit utang. Kami memutuskan mengambil tawaran itu. This is just sex bukan cinta. Ini hanya tubuhku. Aku dan suami memutuskan setelah semalam itu, kami tidak akan mengungkitnya lagi. Setelah malam itu. Kami berusaha menebus  properti kami yang jatuh tempo. Sayangnya, bank telah menyita dan melelangnya. Seorang pengusaha telah membelinya. Kami putus asa. Suamiku tiba-tiba berubah. malam itu, Ia mempertanyakan apa yang saya dan bilyuner itu lakukan. Padahal kami sepakat untuk tidak mengungkitnya. Saya menolak menjawab pertanyaannya. Saya tidak ingin lagi menginga...

Sengsara Membawa Nikmat

  Judul : Sengsara Membawa Nikmat Penulis : Tulis Sutan Sati Penerbit : Balai Pustaka Midun, lelaki muda baik budinya halus pekertinya disukai warga sekampung. Namun, hal ini menciptakan kebencian Kacak, kemanakan Tuanku Laras, kepada Midun. Segala cara dilakukan Kacak untuk menjebak Midun. Hingga akhirnya ia menyewa pembunuh untuk menghabisi nyawa Midun. Untungnya, Midun masih mampu menghindar dari tikaman pisau. Namun perkelahian itu menjebloskan Midun ke penjara. Membuatnya terpisah dari keluarganya. Penderitaan tak berhenti di situ, di penjara pun Midun menerima siksaan. Hingga masa ia bebas, ia memilih tak pulang ke Bukit Tinggi. Ia memilih mengadu nasib ke Betawi mengantar Halimah, perempuan yang ditolongnya pulang ke Bogor. Di tanah Jawa inilah lika liku hidup membawanya menjadi asisten demang dan pulang ke tanah Padang.  Judul buku ini cukup mencerminkan cerita lengkap sang tokoh utama. Kemalangan silih berganti menimpa sang tokoh utama. Namun berpegang pada keyakinan ...

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang pen...