Skip to main content

Salju dan Bayangmu

foto : http://www.123rf.com
Dari jendela kamar kulihat butiran es menyelimuti segala rupa. Tak sedikit pun memberi ruang pada warna yang lain. Mobil warna-warni yang terparkir rapi, rumput-rumput hijau, dan reranting pohon yang tak lagi berdaun. Salju dengan segala kuasanya memeluk segala yang berwarna. Mengubahnya menjadi putih tanpa kecuali. Segala yang berdiri di titik atas tanah tak luput dari pupur putihnya.

Pagi menjadi putih dan siang menjadi silau. Putih itu merefleksikan cahaya yang begitu beda. Seperti cahaya lampu neon yang menerangi rumah kala malam menguasai alam. Kali ini bukan hanya ruang tengah rumah yang bercahaya, tapi seluruh alam yang dilukisi salju. Tanah putih itu yang mantulkan cahaya. Semesta menjadi neon itu sendiri. Dari jendela kamarku cahaya putih itu memaksa masuk. Seperti imajinasi tentang istana es dalam dongeng masa kecil.

Salju masih saja turun di awal februari ini. angka termometer ruang berloncatan silih berganti. Angkanya membesar, tapi ada minus di depannya. Paling hangat adalah -1 derajat. Jika Zeus sedang berbahagia, sesekali kamu akan beruntung mendapatkan satu siang yang begitu hangat di musim yang bernama dingin.

Dan hari yang hangat itu sudah berlalu. Zeus memilih tidak lagi membagi sedikit hangatnya. Dibiarkannya salju jatuh. Menutupi alam. Sekalipun telah putih tak juga ia hentikan. Butiran es itu makin meninggi. Menutupi jalanan. Terlindas ban mobil yang lalu lalang. Berubah warna menjadi coklat. Serupa lumpur es yang menggenang di jalan.

Sore ini salju turun tanpa henti. Butirannya bergerak ringan mengikuti angin. Ingin rasanya men-skip saja kelas sore ini. Tapi sisi otakku bersemangat untuk belajar. Otak malasku mulai merayu dengan bayang dingin yang mencekam di luar sana. Membekukan jemari tangan dan kaki. Dingin yang merasuk hingga ke telinga dan menciptakan ilusi ketidakseimbangan. Dinginnya menyakitkan hingga ke saraf otak.
foto : http://ak.picdn.net

Sayangnya bayangan ketaknyamanan itu tak menghentikan kakiku. Jaket tebal dua lapis, kaos tangan dua lapis, dan topi hangat berbentuk beruang menjadi tameng yang cukup hangat. Tak ada angin yang memperburuk keadaan. Yang ada hanya butir-butir salju sunyi yang jatuh. Tanpa ribut mereka mencumbui jaket hangat dan syalku. Bergelayut manja di sana. Lampu jalan berpijar.

Kutengadahkan kepalaku mencari es yang maha besar terserut di atasku. Yang ada hanya langit yang kelam dan kristal salju yang jatuh ke bumi. Jika kamu sepakat bahwa rinai hujan yang jatuh di bawah pijar orange lampu jalan adalah romantis, maka kamu pun akan setuju kristal-kristal salju yang jatuh dibawah sorotan lampu jalan sama romantisnya. Jika hujan adalah basah dan rintiknya ramai, maka salju adalah kesunyian yang memilih membeku.

Lampu jalan dan kristal-kristal salju itu mengingatkanku padamu. Tak ada cerita kita tentang salju, atau temaram lampu jalan. Hanya saja terlalu banyak kupinjam tokohmu untuk drama di benakku. Orang-orang bergegas berlalu lalang. Derap kaki mereka memantulkan bunyi marching yang serempak saat menyentuh salju. Tudung jaket merapat di kepala-kepala mereka. Mereka tak lagi takjub pada salju. Salju bagi mereka hanyalah sebuah musim yang setiap tahun akan datang.

Hanya aku yang masih saja takjub pada butiran es itu. Hanya aku yang sibuk menengadah dan mengecap dingin salju yang jatuh ke lidah. Orang-orang itu masih berlalu lalang. Bergegas menuju tujuan. Seseorang bergerak ke arahku. Cepat dan tegas. Jaket dinginnya menutup hingga ke leher. Tudung jaketnya melekat pas menutupi seluruh kepalanya. Tak mengerjap mataku memandangnya. Kacamata bulat bertengger di atas hidungnya. Sosoknya membuatku mematung. Aku hanya bergeser kepinggir memberinya jalan. Tak kusadari salju lebih tinggi dan licin ditempatku berpijak.

Aku tersentak. Sosok itu mengingatkanku pada seseorang. Pada kamu yang jadikan aktor dramaku. Sejenak aku percaya itu kamu. Sebagian dari diriku ingin berlari dan menyakinkan hati itu itu kamu. Tapi tempatku berpijak terlalu licin untuk menjaga keseimbanganku. Kakiku sedikit terselip dan menyentakku ke dunia putih yang sebenarnya.

Tak ada kamu. Yang ada hanya salju dingin yang sunyi serta temaram lampu yang berpijar. Jika benar melihatmu, berarti aku telah melihat kayangan. Bayangmu hari ini hanyalah sekilas gambaran kayangan yang mungkin Zeus kirimkan untukku. (*)

Comments

  1. salju ya mba, pasti dingin banget tuch apa lagi sendirian, hehehhhe
    salam kenal

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya nih...saljunya makin tebal :D

      Delete
  2. Wuiii pake jaket tebal 2 lapis, sarung tangan 2 lapis ckckckck ribetnya itu kl harus ke wc wi'.apalagi kl dingin, biasanya pengen pipis mulu.

    Btw tetap hangat n jaga kesehatan. Wajib makan coklat banyak2

    ReplyDelete
    Replies
    1. nda juga ribet sih. cm berasa berat dn jd gemuk.hehehe

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Indecent Proposal

sumber foto : tvtropes.org Seorang bilyuner menawariku one billion dollar untuk one night stand dengannya. Aku bingung. Aku dan suami sedang tidak punya uang dan satu juta dollar begitu banyak. Mampu membiaya hidup kami. Disisi lain aku  mencintai suamiku, rasa-rasanya ini tidaklah patut. Tapi kami benar-benar tidak punya uang. Aku ingin melakukannya untuk suamiku. Aku mencintaiku dan tidak ingin melihatnya terlilit utang. Kami memutuskan mengambil tawaran itu. This is just sex bukan cinta. Ini hanya tubuhku. Aku dan suami memutuskan setelah semalam itu, kami tidak akan mengungkitnya lagi. Setelah malam itu. Kami berusaha menebus  properti kami yang jatuh tempo. Sayangnya, bank telah menyita dan melelangnya. Seorang pengusaha telah membelinya. Kami putus asa. Suamiku tiba-tiba berubah. malam itu, Ia mempertanyakan apa yang saya dan bilyuner itu lakukan. Padahal kami sepakat untuk tidak mengungkitnya. Saya menolak menjawab pertanyaannya. Saya tidak ingin lagi menginga...

Athens dan Kenangan Yang Kan Kukenang

College Green (sumber foto  di sini ) Tak cukup setahun, 9 bulan tepatnya saya menghirup udara di kota kecil Athens. Melihat daun maple menjadi merah dan berguguran. Menyaksikan salju menyulap semesta menjadi putih. Terkesima dengan rumput-rumput yang mejadi hijau, pompom dandelion yang tertiup angin, serta bunga-bunga bermekaran saat semi. Tiga musim yang tak pernah saya rasakan di kampung halaman membuat saya kagum terhadap kota kecil ini. Saya masuk pada kategori orang-orang yang begitu kagum dengan luar negeri. Ini pertama kalinya saya ke luar negeri, perjalanan ini membuka mata saya terhadap dunia di luar Indonesia. Saya menemukan hal-hal yang berbeda. Membuka pandangan bahwa saya terhadap sterotype yang saya bangun tentang luar negeri. Tak melulu baik dan membuat saya selalu rindu akan rumah.  Sembilan bulan saya merindukan rumah di tanah Athens, ketika telah menuju pulang saya mulai merindukan Athens. Dan rindu menyita tiap detik saya. Membuat saya sibuk mem...

Chinese New Year's Story (Just For Fun)

Amani : Si Ne Er Kuai Le Ara : Gong xi Gong Xi  Ara : Let's ask for angpao Amani : That's a great idea                                 After a while....... Ara  : i got cellphone Amani  :  i just got rundown program of chinese new year Ara : maybe there's money inside the paper Amani : I hope so Amani : What are you doing? Ara : I'm Checking my facebook Amani : Do you have facebook? Ara : Absolutely  Amani : let me see Ara : Wait, i wanna twit our picture   Amani : Do u also have a twitter? Ara : Sure. Do you have?  I will follow u Amani : i should ask for cellphone instead of  piece of paper Ara : Yes, you should...hahaha Ara : Anyway, let's play around. I don't know how to use cellphone Amani : oke...