Skip to main content

To Kill A Mockingbird



Adakah buku yang sama sekali kamu tidak tertarik tapi karena terlalu terkenal dan melegenda memaksamu membaca buku tersebut? 

To Kill A Mockingbird masuk dalam kategori itu buat saya. Saya tidak pernah tahu cerita tentang buku itu. Tak juga tertarik untuk mencari tahu. Hingga satu kali saya membaca petikan wawancara tentang salah satu personil One Direction yang membaca buku ini. Entah kenapa tiba-tiba saya harus baca juga buku ini. Mungkin karena menganggap kalo personil One Direction saja baca buku ini, masa saya nda. 

Beberapa teman pencinta buku pun sedang membaca buku ini. Menambah rasa penasaranku. Sampai saat itu saya belum tahu buku ini tentang apa. Apa maksud dari judulnya. Sebuah toko buku online menjajakan buku ini di fesbuk. Saya membeli. Beberapa minggu menjadi penghuni rak dan meja tanpa saya sentuh. Plastiknya masih terbungkus rapi. Hingga suatu saat saya tergerak membacanya dari awal kemudian larut dalam cerita Scout tentang Jem, Atticus, dan kehidupan Maycomb County, Alabama di masa perbedaan ras masih menjadi isu sensitif. 

Scout Finch adalah anak perempuan usia 8 tahun yang menjadi narator buku ini. Ia tinggal bersama kakaknya, Jem dan ayahnya, Atticus yang seorang pengacara, serta tukang masak kulit hitam bernama Calpurnia. Maycomb County adalah sebuah kota kecil di Alabama dimana kehidupan berjalan cukup monoton. Namun Scout dan Jem selalu punya cara menikmati hari-hari mereka terutama ketika mereka berkenalan dengan Dill yang memiliki banyak cara menghabiskan hari di musim panas. Radley Place adalah tempat yang paling membuat ketiganya penasaran. Boo Radley adalah lelaki tua penghuni Radley Place. Menurut desas desus ia adalah orang yang jahat. Tidak pernah keluar rumah sehingga warga di lingkungan itu tidak pernah sekalipun melihatnya. Memancing Boo Radley keluar adalah misi yang dijalankan Scout, Dill, dan Jem. 

Hingga sebuah rencana menyusup ke Radley Place yang berujung pada insiden penembakan dan patahnya tangan Jem, membuat ketiganya tidak lagi berusaha membuat Boo Radley keluar rumah. 

Kemudian Jem dan Scout harus berhadapan dengan opini yang menyudutkan ayahnya terkait peran ayahnya menjadi pengacara pembela pada kasus pemerkosaan Tom Robinson, pria kulit hitam, terhadap Ms. Ewell, perempuan kulit putih. Isu rasis masih menjadi isu sensitif kala itu. Tak hanya pandangan negatif tapi  juga ancaman dan penyerangan yang mereka harus terima atas konsekuensi membela orang kulit hitam. 

Pada halaman-halaman pertama begitu gampang jatuh cinta pada cerita Scout akan petualangannya dengan Dill dan Jem. Di bagian tengah ketika ayahnya mulai membela Tom, pembaca mendapat gambaran tentang sosok Atticus. Sikapnya, prinsipnya, serta cara pandang hidupnya. 


Harper Lee berhasil menuliskan satu novel fenomenal yang menjadi novel sastra yang direkomendasikan dibaca di sekolah-sekolah Amerika. To Kill A Mockingbird ini mengingatkan saya terhadap novel The Help yang juga mengangkat persoalan rasial. Tapi keduanya tidak bisa dibandingkan. Keduanya menyajikan cara bertutur yang berbeda akan persoalan yang sama.

Apa arti To Kill A Mockingbird? Menurut beberapa pengamat sastra To Kill A Mockingbird berarti mematikan sesuatu yang tidak bersalah (innocent). Awalnya Harper Lee hampir memberinya judul Atticus. Untunglah dia lebih memilih To Kill A Mockingbird. 

Kabar terbaru dari Harper Lee adalah ia akan segera menerbitkan novel keduanya setelah 55 tahun ia menuliskan To Kill A Mockingbird. Seberapa dahsyat novelnya? Let's wait and read! 

Bogor, 6 Juni 2015 



Comments

Popular posts from this blog

Alas Kaki Nyaman, Hati Senang

  sumber foto : Facebook Be.Bob Kata seorang teman memilih alas kaki   sama seperti memilih pasangan hidup,   harus cari yang nyaman. Alas kaki nyaman buat saya adalah sandal jepit, tapi tidak semua kondisi pas dengan sandal jepit.. Saat kuliah saya pun dituntut memakai sepatu. Berhubungan karena ngekost maka alas kaki hendaknya memiliki syarat murah, kuat, dan tahan lama serta pas untuk model casual , feminine , atau sporty . Pilihan saya jatuh pada flat shoes . Karena kostku lumayan dekat dengan kampus, saya cukup jalan kaki. Sepatu yang saya kenakan harus bercumbu dengan berdebu dan beladus karena sinar matahari. Paling menyedihkan ketika musim hujan dan air menggenang, saya mengakalinya dengan jalan kaki menggunakan sandal jepit dan memakai sepatu saat tiba di kampus. Tak jarang saya harus menanggung malu karena persoalan alas kaki.  Pernah sekali saya diusir saat mengenakan sepatu sandal di perkuliahan yang dosennya mengharuskan menggunakan...

Di Braga Saya Jatuh Cinta Pada Bandung

Hampir 10 tahun tinggal di Bogor, sepertinya hanya tiga kali saya ke Bandung. Di tiap kedatangan itu Bandung selalu memberikan kesan tersendiri buat saya. Kali pertama ke Bandung, tahun 2013. Kala itu belum pindah ke Bogor. Saya, suami, dan Ara yang masih berusia 3 tahun menghadiri acara nikahan teman di Jogjakarta. Ala backpacker kami lanjut naik kereta ke Bandung. Perjalanan yang memakan waktu cukup lama yang bikin pantat tepos. Belum lagi sambil momong anak yang pastinya ga begitu nyaman duduk di kereta. Dalam kelelahan kami menjelajah Bandung. Belum ada gocar atau grabcar kala itu. Seingatku kami hanya ke gedung sate. Itu pun sambil jalan kaki. Bandung ini first impression tidak berhasil membuat saya kagum. Kami ke Cihampelas Walk. Selain malnya yang berkonsep eco friendly, tidak ada yang istimewa. Bandung failed to make me wowing.  Perjalanan kedua kala Anna hampir dua tahun. Pakai mobil via Cianjur. Berangkat jam 5 pagi. Ketemu macet di Cianjur. Jam masuk kerja para peg...

The Intimate Lover

sumber foto : www.amazon.com Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu Mr. Rightman sesaat sebelum kamu menikah? Ms. Girl, perempuan yang telah bertunangan bertemu dengan Mr. Boy disuatu hari di dalam lift. Hanya mereka berdua di dalam lift yang meluncur turun dari lantai 20. "Jika tidak ada orang yang bersama kita dilift ini hingga lantai dasar, maka aku akan mentraktirmu minum"kata pria itu. Sayang, sang wanita memilih menginterupsi lift tersebut. Berhenti satu lantai sebelum lantai tujuan mereka dan memilih pergi. Tapi gerak bumi mendekatkan mereka. Tak berselang waktu mereka kembalib bertemu dan saling bercakap. Tak bertukar nama, memilih menjadi orang asing bagi masing-masing. Bertemu, berkenalan, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Menyerahkan pada semesta kapan mereka hendak berpisah. Namun, ketika semesta mengharuskan mereka berpisah, dua orang tersebut telah saling jatuh cinta. Seberapa pun mereka berusaha berpisah, hati mereka tetap saling ...