Skip to main content

Arok Dedes

Membaca Arok Dedes karya Pramoedya Ananta Toer adalah membaca sejarah kerajaan nusantara yang cukup terkenal di buku-buku sejarah sekolah dasar. Tak ada yang tak mengenal Ken Arok dan Ken Dedes serta kisah yang tragis Tunggul Ametung. Kematiannya di ujung keris Empu Gandring yang dilakukan Ken Arok merampas seluruh kuasa miliknya termasuk permasurinya Ken Dedes. Buat saya, cerita Arok Dedes hanyalah cerita tentang terbunuhnya Tunggul Ametung ditangan Ken Arok yang kemudian merebut Ken Dedes. Pengetahuan sejarah masa kecil itulah yang saya bawa hingga sekarang. Sebelum membaca Arok Dedes karya Pram. Yang ada dalam benakku  Ken Dedes dan Ken Arok serupa Juliet dan Romeo yang berusaha mencari jalan untuk bersatu. 

Namun, Arok Dedes milik Pram adalah sebuah roman sejarah yang memberikan sudut pandang lain terhadap kisah sejarah ini. Pram memulai dengan cerita tentang diculiknya Dedes oleh Tunggul Ametung yang kemudian dinikahinya secara paksa. Cerita berlanjut pada kekejaman Tunggul Ametung sebagai akuwu Tumapel. Menimbun harta dan memberlakukan perbudakan sekalipun dia berasal dari kasta Sudra. Dedes sang Brahmani merasa bahwa tak pernah pantas seorang Sudra menyentuhnya. Apalagi menjadi seorang penguasa yang mengangkat dirinya sejajar dengan kasta yang lebih tinggi.

Kerusuhan bergulir seiring makin banyaknya pemberontak yang tidak menyukai Tunggul Ametung. Adalah kaum Brahmana yang paling vokal menentang namun hanya sebatas lisan. Arok adalah pemuda yang tak jelas asal usulnya yang kemudian muncul sebagai pemuda cemerlang yang menguasai ilmu pengetahuan dan sansekerta. Ia menjadi garuda untuk menggulingkan Tunggul Ametung. Menyusup perlahan ke perkuwuan Tumapel dan berusaha menguasai Tumapel. 

Karakter Arok dalam rekaan Pram adalah sosok reformis yang tidak menyukai perbudakan. Ia melihat perbedaan kasta dan agama menjadi penyebab pertikaian. Baginya setiap orang tidak boleh diperlakukan berdasarkan kasta dan sejatinya kasta yang tinggi tidak selamanya begitu mulai. Tergantung pada tingkah laku dan perbuatan tiap manusia. 

Dedes adalah tokoh favorit saya dalam roman ini. Karakternya lah yang diceritakan penuh emosional di sini. Dialah perempuan sosok yang selalu digambarkan lemah. Dia seorang Brahmani yang memiliki darah suci dibanding kaum sudra seperti suaminya. Ia pula yang harus memerankan agen ganda sebagai Paramesywari yang mendukung suaminya sekaligus pemberontak yang berusaha menggulingkan akuwu. Dengan kecerdasannya ia mengambil alih kekuasaan di istananya. Penuh rasa ingin tahu akan kondisi Tumapel. Bahkan Tunggul Ametung pun mempercayai setiap pertimbangannya. Sekalipun ia tidak ikut bergabung dengan kelompok pemberontak dan berperang tapi ia memainkan peran penting untuk menggulingkan kekuasaan Tunggul Ametung. 

Dedes sekalipun Brahmani yang menguasai banyak ilmu rontal tapi pun digambarkan sebagai sosok pencemburu dan menikmati kekuasaan. Ketika Tunggul Ametung terbunuh dan Tumapel dikuasai oleh Arok dan pasukannya, ia merasakan menjadi sosok yang kalah pula. Kehilangan kekuasaan dan pasukan yang mampu ia perintah. Terlebih ketika ia mengetahui Arok memiliki Istri. Ia pun cemburu. Ia menerawang jauh ke depan tentang pewaris kerajaan yang kelak akan mereka lahirkan. Di dalam rahimnya tumbuh benih Tunggul Ametung dan dalam rahim Umang tumbuh benih Arok. Benih-benih yang dikemudian hari akan berusaha saling berebut kekuasaan dan ia menyadari benih yang dikandungnya adalah benih yang dari pihak yang mengalami kekalahan. 

Membaca buku ini membuat saya mereka-reka kecerdasaan sang pengarang. Dalam kondisi dipenjara Pram menghasilkan sebuah karya yang begitu besar. Dengan segala keterbatasan ia mampu menuliskan roman yang begitu indah. Sedikit bumbu percintaan yang penuh dengan jejak sejarah. Memberikan referensi untuk melihat sejarah Arok Dedes. Arok Dedes tak sekedar cerita sejarah, tapi sebuah karya epik yang mampu memberikan titik terang tentang sejarah Kediri masa lalu. 

Tak salah jika Pram adalah salah satu penulis Indonesia yang paling bersinar di jagad internasional. Hendaknya karya-karya menjadi bacaan wajib untuk anak-anak sekolah. Bukunya masuk dalam daftar wajib baca buat Ara. (*)

 Bengo, 26 Juli 2013

Comments

  1. Asik ya Ara ada daftar buku wajib baca. :D Malu deh udah hampir 22 tahun hidup sebagai WNI, belum pernah sekalipun baca karya-karya Pramoedya. Baca post ini jadi tertarik untuk baca Arok Dedes, nih.

    ReplyDelete
  2. Dan ini buku trilogi! semuanya tentang anak desa yang menjadi besar atas usahanya sendiri >.<
    yang pertama buku ini tentang Ken Arok, buku ke dua tentang Gajah Mada, dan ketiga tentang Wiranggaleng ^^

    saya baru baca buku ke 3, Arus Balik dan sedang mencari Arok Dedes ^^ tapi sayangnya buku ke 2 tidak pernah diterbitkan lagi u.u

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Alas Kaki Nyaman, Hati Senang

  sumber foto : Facebook Be.Bob Kata seorang teman memilih alas kaki   sama seperti memilih pasangan hidup,   harus cari yang nyaman. Alas kaki nyaman buat saya adalah sandal jepit, tapi tidak semua kondisi pas dengan sandal jepit.. Saat kuliah saya pun dituntut memakai sepatu. Berhubungan karena ngekost maka alas kaki hendaknya memiliki syarat murah, kuat, dan tahan lama serta pas untuk model casual , feminine , atau sporty . Pilihan saya jatuh pada flat shoes . Karena kostku lumayan dekat dengan kampus, saya cukup jalan kaki. Sepatu yang saya kenakan harus bercumbu dengan berdebu dan beladus karena sinar matahari. Paling menyedihkan ketika musim hujan dan air menggenang, saya mengakalinya dengan jalan kaki menggunakan sandal jepit dan memakai sepatu saat tiba di kampus. Tak jarang saya harus menanggung malu karena persoalan alas kaki.  Pernah sekali saya diusir saat mengenakan sepatu sandal di perkuliahan yang dosennya mengharuskan menggunakan...

Di Braga Saya Jatuh Cinta Pada Bandung

Hampir 10 tahun tinggal di Bogor, sepertinya hanya tiga kali saya ke Bandung. Di tiap kedatangan itu Bandung selalu memberikan kesan tersendiri buat saya. Kali pertama ke Bandung, tahun 2013. Kala itu belum pindah ke Bogor. Saya, suami, dan Ara yang masih berusia 3 tahun menghadiri acara nikahan teman di Jogjakarta. Ala backpacker kami lanjut naik kereta ke Bandung. Perjalanan yang memakan waktu cukup lama yang bikin pantat tepos. Belum lagi sambil momong anak yang pastinya ga begitu nyaman duduk di kereta. Dalam kelelahan kami menjelajah Bandung. Belum ada gocar atau grabcar kala itu. Seingatku kami hanya ke gedung sate. Itu pun sambil jalan kaki. Bandung ini first impression tidak berhasil membuat saya kagum. Kami ke Cihampelas Walk. Selain malnya yang berkonsep eco friendly, tidak ada yang istimewa. Bandung failed to make me wowing.  Perjalanan kedua kala Anna hampir dua tahun. Pakai mobil via Cianjur. Berangkat jam 5 pagi. Ketemu macet di Cianjur. Jam masuk kerja para peg...

The Intimate Lover

sumber foto : www.amazon.com Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu Mr. Rightman sesaat sebelum kamu menikah? Ms. Girl, perempuan yang telah bertunangan bertemu dengan Mr. Boy disuatu hari di dalam lift. Hanya mereka berdua di dalam lift yang meluncur turun dari lantai 20. "Jika tidak ada orang yang bersama kita dilift ini hingga lantai dasar, maka aku akan mentraktirmu minum"kata pria itu. Sayang, sang wanita memilih menginterupsi lift tersebut. Berhenti satu lantai sebelum lantai tujuan mereka dan memilih pergi. Tapi gerak bumi mendekatkan mereka. Tak berselang waktu mereka kembalib bertemu dan saling bercakap. Tak bertukar nama, memilih menjadi orang asing bagi masing-masing. Bertemu, berkenalan, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Menyerahkan pada semesta kapan mereka hendak berpisah. Namun, ketika semesta mengharuskan mereka berpisah, dua orang tersebut telah saling jatuh cinta. Seberapa pun mereka berusaha berpisah, hati mereka tetap saling ...