Skip to main content

Runaway


Aku ingin menulis dongeng lagi. Tentang peribiru dan kesatria putih. Aku ingin ia memberikan sebaris bahagia yang begitu nyata setelah aku selesai menuliskannya. Aku menyukai pergolakan karakter yang menyenangkan di benakku. Aku yang menuliskannya sendiri pun bahkan penasaran pada endingnya. Aku telah memiliki grand story di benakku. Tentang sebuah penculikan. Kali ini sang kesatria harus menyelamatkan peri. “Here I come to save my Princess”.hihihihi. Harusnya to save my fairy.

Tapi ternyata aku berada dikondisi butuh diculik juga. Butuh melarikan diri dari kenyataan yang menyakitkan. Kenyataan yang mau tak mau harus aku lalui. Aku kembali harus merapal mantra yang baru kupelajari semalam dari seorang Biksu budha. “Semua akan berlalu”. Ya, aku hanya perlu merapalakan mantra itu. Berdiri dan bertahan meski atap langit terjatuh sekalipun. Semua akan berlalu. Sebuah mantra yang telah kugunakan diam-diam saat ujian kelulusan di SMP dan SMA dan baru kusadari kemarin bahwa ia adalah mantra yang ampuh.

Aku selalu menyakinkan pada hatiku bahwa semua akan berlalu. Ini hanyalah sebuah jembatan yang harus aku lalui. Di ujungnya ada seorang pangeran yang menungguiku. Ketika aku sampai diujung jembatan itu, ia akan meraih tanganku. Tersenyum padaku dan berkata “kau telah melaluinya”.


Seseorang menawarkan penculikan yang mengiurkan padaku. Tergoda? Sangat. Tapi kali ini pilihan penculikan itu tak boleh dilakukan. Masalah ini lebih serius dan berlari dari kenyataan adalah bentuk ketidakdewasaaan. Tapi terima kasih telah menawarkan pundak untuk menangis. Telah berusaha hadir untuk membuat bahagia. Telah menemani dengan peduli tanpa menuntut runut masalah yang harus dijelaskan.

Aku migrant,”banyak pikiran” katamu. Ya, mungkin seperti itu. aku butuh memejamkan mata. Maukah kau tetap ada hingga aku terjaga???

(06 Juni 2010 - Memilih Zeus, Poseidon, atau Hades untuk menculikku)

Comments

Popular posts from this blog

Alas Kaki Nyaman, Hati Senang

  sumber foto : Facebook Be.Bob Kata seorang teman memilih alas kaki   sama seperti memilih pasangan hidup,   harus cari yang nyaman. Alas kaki nyaman buat saya adalah sandal jepit, tapi tidak semua kondisi pas dengan sandal jepit.. Saat kuliah saya pun dituntut memakai sepatu. Berhubungan karena ngekost maka alas kaki hendaknya memiliki syarat murah, kuat, dan tahan lama serta pas untuk model casual , feminine , atau sporty . Pilihan saya jatuh pada flat shoes . Karena kostku lumayan dekat dengan kampus, saya cukup jalan kaki. Sepatu yang saya kenakan harus bercumbu dengan berdebu dan beladus karena sinar matahari. Paling menyedihkan ketika musim hujan dan air menggenang, saya mengakalinya dengan jalan kaki menggunakan sandal jepit dan memakai sepatu saat tiba di kampus. Tak jarang saya harus menanggung malu karena persoalan alas kaki.  Pernah sekali saya diusir saat mengenakan sepatu sandal di perkuliahan yang dosennya mengharuskan menggunakan...

Di Braga Saya Jatuh Cinta Pada Bandung

Hampir 10 tahun tinggal di Bogor, sepertinya hanya tiga kali saya ke Bandung. Di tiap kedatangan itu Bandung selalu memberikan kesan tersendiri buat saya. Kali pertama ke Bandung, tahun 2013. Kala itu belum pindah ke Bogor. Saya, suami, dan Ara yang masih berusia 3 tahun menghadiri acara nikahan teman di Jogjakarta. Ala backpacker kami lanjut naik kereta ke Bandung. Perjalanan yang memakan waktu cukup lama yang bikin pantat tepos. Belum lagi sambil momong anak yang pastinya ga begitu nyaman duduk di kereta. Dalam kelelahan kami menjelajah Bandung. Belum ada gocar atau grabcar kala itu. Seingatku kami hanya ke gedung sate. Itu pun sambil jalan kaki. Bandung ini first impression tidak berhasil membuat saya kagum. Kami ke Cihampelas Walk. Selain malnya yang berkonsep eco friendly, tidak ada yang istimewa. Bandung failed to make me wowing.  Perjalanan kedua kala Anna hampir dua tahun. Pakai mobil via Cianjur. Berangkat jam 5 pagi. Ketemu macet di Cianjur. Jam masuk kerja para peg...

The Intimate Lover

sumber foto : www.amazon.com Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu Mr. Rightman sesaat sebelum kamu menikah? Ms. Girl, perempuan yang telah bertunangan bertemu dengan Mr. Boy disuatu hari di dalam lift. Hanya mereka berdua di dalam lift yang meluncur turun dari lantai 20. "Jika tidak ada orang yang bersama kita dilift ini hingga lantai dasar, maka aku akan mentraktirmu minum"kata pria itu. Sayang, sang wanita memilih menginterupsi lift tersebut. Berhenti satu lantai sebelum lantai tujuan mereka dan memilih pergi. Tapi gerak bumi mendekatkan mereka. Tak berselang waktu mereka kembalib bertemu dan saling bercakap. Tak bertukar nama, memilih menjadi orang asing bagi masing-masing. Bertemu, berkenalan, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Menyerahkan pada semesta kapan mereka hendak berpisah. Namun, ketika semesta mengharuskan mereka berpisah, dua orang tersebut telah saling jatuh cinta. Seberapa pun mereka berusaha berpisah, hati mereka tetap saling ...