Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2015

Mekar Tulip di Setiap Musim

         (Sumber foto : http://www.ask.com/home-garden ) PADA mulanya, saya mengenal Ron Van Kempen. Ia berkebangsaan Belanda. Ia adalah kawan sesama penggemar kartu pos. Kami sama-sama tergabung di Post Crossing, wadah penggemar kartu pos yang saling berkirim kartu dari berbagai penjuru dunia. Sungguh menyenangkan saat mengetahui kalau dirinya lahir di Surabaya. Kami bisa diskusi banyak hal, di luar topik tentang kartu pos.             Ia berkisah tentang keluarganya yang ditawan di Solo, pada masa perang dunia kedua. Setelah itu dipindahkan ke Semarang. Ketika perang usai, ia pindah ke Makassar. Tujuh tahun kemudian ia kembali ke Surabaya, lalu kembali ke Belanda. Pengalaman bertahun-tahun di Indonesia membuatnya fasih berbahasa Indonesia. Demi merawat kenangan, setiap tahun ia berkunjung ke Indonesia bersama anak istrinya. Indonesia adalah rumah kedua untuknya.             Ketika saya menghubunginya via email beberapa waktu lalu

Coelho dan Perselingkuhan

Kadang-kadang kau harus kehilangan dirimu dulu untuk bisa menemukan dirimu yang sejati Linda, wanita modern yang sempurna. Dua anak yang manis, suami yang penyayang, keluarga bahagia, karir jurnalis yang cemerlang.  Flawless! Namun, ada kekosongan yang dirasakannya. Sebuah lubang gelap mengisapnya saat malam menua dan hati yang terasa hampa. Hidupnya terasa monoton. Kekurangan gairah dan tantangan. Dan hubungan intimnya terasa hambar.  Hingga ia bertemu kekasih masa lalu yang juga adalah politikus. Keduanya saling mengisi kekosongan dalam diri. Intim dan berbagi kasih. Ia menemukan gairah dan tantangan hidup. Tapi, di sisi lain ruang kosong yang selalu mampu menelannya tetap ada. Mengerogoti dan makin kelam oleh tindak selingkuh.  Paulo Coelho kembali menyajikan cerita tentang pergumulan hati yang dirasakan oleh tokoh pencerita. Ia memilih judul Adultery yang dalam bahasa Indonesia diartikan Selingkuh oleh Penerbit Gramedia untuk buku terbarunya ini. Saya bukan pembaca setia Paulo Coel

Tukar Tambah Buku Rusak

Membeli buku yang disegel seperti membeli kucing dalam karung. Kita tidak pernah tahu bagaimana kondisi halaman-halaman buku tersebut. Waktu kecil kalo bava buku di perpustakaan sekolah, pas lagi seru-serunya, tiba-tiba ketemu halaman rusak, kebalik, atau tertukar rasanya sebel banget. Dan pengalaman ini sering terjadi.  Udah gede mulai jarang nemu buku yang rusak. Buku-buku yang dibaca rata-rata dari penerbit besar semisalnya Gramedia dan Mizan. Tapi  untuk buku-buku yang terbitan penerbit yang tidak terlalu kenal juga kualitas buku tetap dijaga. Tidak hanya untuk halaman yang rusak, bahkan sampul yang tertekuk sedikit saja harga sebuah buku bisa terdiskon murah.  Tapi meski sudah jarang mendapatkan keberuntungan dapat halaman rusak, ada saat dimana saya khususnya memperoleh jenis buku yang demikian. Empat tahun silam dapat Percy Jackson seri ke empat yang halamannya berulang. Beberapa waktu lalu dapat Komik yang halamannya kertasnya robek. Kecewa? Nda lah. Saya malah semangat ngirim

Hans Christian Andersen dan Dongeng Yang Melegenda

Hans Christian Andersen (Foto : huffingtonpost.com) “If you want your children to be intelligent, read them fairy tales. If you want them to be more intelligent, read them more fairy tales.” (Albert Einstein) Kesatria, putri, raksasa, kurcaci dan makhluk sihir menjadi karakter-karakter imajinasi masa kecil yang menjadi pijakan pertama anak-anak akan khayalan-khayalan tentang kisah-kisah yang tak biasa dan penuh keajaiban. Doongeng-dongeng mengisi benak kanak-kanak menerbangkannya hingga ke dunia antah berantah. Beberapa dongeng dituturkan lewat lisan. Diceritakan oleh orang tua sebagai nasihat untuk diambil pelajarannya. Beberapa adalah karangan yang dituliskan seseorang yang kemudian dikenal sebagai penulisnya. Waktu kanak-kanak saya menganggap   dongeng-dongeng itu adalah anonim adanya. Kisah yang diceritakan turun temurun tanpa tahu siapa yang mencetuskannya dan kemudian jika sempat dituliskan hanya sebatas untuk bahan dokumentasi. Siapa yang tidak mengena

Logan Gullef : Chef Muda Yang Menginspirasi

Memegang tropi Masterchef Junior (Foto : Logan's Instagram) Senyumnya manis. Gayanya trendi dengan dasi kupu-kupu yang menjadi ciri khasnya. Umurnya baru 12 tahun, tapi ketika ia mengolah makanan di dapur tingkahnya seperti chef profesional. Saya yang mengidolakannya dari layar televisi dibuat berdecak kagum. Dan juga jutaan mata yang menyaksikan kecakapannya menggunakan peralatan dapur dan meramu makanan. Keahliannya memasak membawanya pada tropi paling bergengsi dan gelar paling dimimpikan para chef rumahan junior di Amerika di laga Masterchef Junior season 2, desember 2014 silam. Yah, saya sedang membahasa Logan Gullef. Anak muda yang sangat cerdas dan sangat menginsipirasi.  November 2014 silam, saya selalu membuat reminder setiap hari rabu sore di stasiun tv fox. Saya menandai acara Masterchef junior season 2. Saya tidak ingin melewatkan satu episode pun. Mengingat acara ini hanya berselang beberapa jam dari jam tayangnya di Amerika, saya pun cukup deg-degan mena